TERAMEDIA.ID, BUTENG – Gua Laumehe di Buton Tengah, Sulawesi Tenggara, siap menyambut para penjelajah dengan pesonanya yang memukau. Gua ini terkenal dengan stalaktit dan stalagmitnya yang indah, serta aksesibilitasnya yang nyaman bagi wisatawan.
Goa ini terletak di Desa Wantopi Kecamatan Mawasangka Timur Kabupaten Buton Tengah. Dari ibu Kota Kabupaten, Mawasangka, Wisatawan dapat mengakses destinasi ini menggunakan roda dua atau empat dengan menempuh kurang lebih 30 menit perjalanan. Sepanjang perjalanan, anda akan menikmati bibir Pantai yang indah, dan alamnya yang asri.
Setibanya dilokasi, anda harus mempersiapkan tenaga untuk berjalan kaki mendaki 83 anak tangga. Tenang, rasa lelahmu akan terbayar saat memasuki Goa ini, terlebih destinasi ini tetap mematuhi prosedur keamanan untuk para pengujung, pengelola telah menyediakan helem, dan Headhelm untuk keamanan wisatawan.
Memasuki Gua Laumehe, pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan stalaktit dan stalagmit yang menakjubkan. Formasi batuan kapur ini terbentuk selama ribuan tahun, menciptakan ukiran alami yang unik dan mempesona. Berbagai bentuk dan warna stalaktit dan stalagmit dapat ditemukan di sini, membuat gua ini bagaikan galeri seni alam yang luar biasa.
Gua Laumehe telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pengunjung menjelajahi keindahannya. Jalur setapak yang kokoh dan pencahayaan yang memadai membuat perjalanan di dalam gua terasa aman dan nyaman. Selain itu, terdapat beberapa spot foto menarik di mana pengunjung dapat mengabadikan momen indah mereka di gua ini.
Dengan keindahan stalaktit dan stalagmitnya yang memukau, aksesibilitas yang nyaman, dan berbagai fasilitas pendukung, Gua Laumehe merupakan destinasi wisata yang tepat untuk dikunjungi. Baik Anda seorang penggiat alam, petualang, atau hanya ingin mencari tempat wisata yang unik dan menarik, Gua Laumehe siap memberikan pengalaman yang tak terlupakan.
Pemandu Wisata goa Laumehe, Wiko Wahyu menceritakan, semula Gua ini digunakan oleh Masyarakat untuk mengambil air. Kata Laumehe ini berasal dari dua suku kata, Lau artinya Jalan dan mehe artinya berdiri. Sesuai dengan Namanya, saat memasuki gua ini wisatawan tak perlu berjalan jongkok sebab sesuai dengan Namanya, anda dapat berjalan dengan berdiri.
“Goa ini tidak seperti goa lainnya yang mengharuskan kita jalan jongkok, kalau goa ini tidak,” ujarnya saat diwawancarai awak media ini, Kamis, (20/7/2024).
Goa ini telah diexplorasi sepanjang kurang lebih 300-400 meter, namun masih menyimpan misteri ujung dari goa tersebut. Pasalnya, sampai saat ini pengelola belum mendapati Dimana titik penghujung goa Laumehe ini.
“Kemarin ada juga dari UGM yang explore dan belum dapat ujungnya,” katanya.
Didalam Gua terdapat jalur dari besi yang dibuat pihak pengelola untuk memudahkan aksebility para wisatawan. Sepanjang jalan juga telah tersedia penerangan untuk memudahkan wisatawan menikmati stalagtik goa ini, suara tetesan air dari uliran stalatik akan membuat perasaan anda tenang bak lantunan lagu tidur.
Tak hanya itu, dalam gua juga terdapat kolam besar yang dalam, dapat anda gunakan sebagai Lokasi untuk bersantai, berendam membayar rasa lelah perjalanan anda.
Untuk masuk ke destinasi ini, kamu harus mematuhi SOP dari pemandu wisata seperi menjaga kebersihan, tidak melakukan hal yang tak senonoh, tidak berbicara kasar dan merusak stalagtik atau stalagmite goa.
Bagi wisatawan lokal dapat menikmati keindahan goa ini dengan biaya Rp 20 ribu bagi dewasa dan Rp 10 ribu bagi anak-anak, sedangkan bagi wisatwan asing dikenakan biaya Rp. 100 ribu rupiah. Jangan lupa, jika berwisata patuhi peraturan dan ikuti instruksi dari pemandu wisata. Bersikaplah sopan dan hormati budaya setempat. Tunggu apa lagi, ayok berwisata ke Gua Laumehe Kabupaten Buton Tengah. (ST).
editor:DN