TERAMEDIA.ID,KOTA KENDARI- Upaya penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) di Sulawesi Tenggara (Sultra) terus dilakukan, utamanya di sektor kehutanan dan penggunaan lahan dengan kondisi tingkat serapan sama atau lebih tinggi dari tingkat emisi di tahun 2030.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra mencatat sekiranya 1,5 juta hektar lahan di Sultra menjadi target aksi mitigasi dalam workshop II penyusunan rencana kerja Indonesia’s Forestry and Other Landasan Uses (Folu) Net Sink 2030 di Provinsi Sulawesi Tenggara, bertempat di salah satu hotel di Kendari, Senin (19/6/2023).
“Kita punya komitmen serapan lebih besar atau sama dengan emisi, sehingga terjadi keseimbangan,” ungkap Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan XXII (BPKHTL) Kendari, Pernando Sinabutar.
Pernando mengatakan terdapat 5 target aksi mitigasi rencana operasional (RO) dalam penyusunan rencana kerja itu diantaranya penurunan deforestasi lahan mineral, pembangunan hutan tanaman.
Peningkatan cadangan karbon tanpa rotasi, peningkatan cadangan karbon dengan rotasi dan perlindungan area konservasi tinggi.
Diharapkan melalui intervensi terhadap 1,5 juta hektar lahan tersebut, pada 2030 nanti Sultra mempunyai sumbangan terhadap penurunan emisi gas rumah kaca.
“Itu intervensi nya terhadap 1,5 juta hektar lahan tadi. Jadi dengan begitu kita berharap tahun 2030 Sultra mempunyai sumbangan terhadap penurunan emisi tadi,” jelasnya.
“Harusnya kan ini ada 11 aksi mitigasi, namun aksi mitigasi yang lain nggak perlu di intervensi. Yang perlu di intervensi 5 aksi itu aja, karena yang lain udah berjalan. Kita kan mengintervensi yang belum,” bebernya.
Asisten III Administrasi Umum Sekda Sultra, Sukanto Toding mengatakan pemerintah provinsi berharap target yang telah direncanakan dapat terealisasi, khususnya kehutanan menjadi sektor yang strategis untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Apalagi tantangan kedepan kehutanan banyak hal utamanya untuk konteks Sulawesi Tenggara.
“Karena godaan deforestasinya itu ada, yaitu dengan penetrasi sektor pertambangan yang lumayan masif. Oleh karena itu saya rasa dari teman-teman kehutanan perlu memformulasikan yang lebih baik bagaimana upaya kita untuk memitigasi deforestasi kehutanan,” ucapnya.
Sehingga ia berharap, melalui Folu Net Sink ini dapat memperkuat komitmen sektor kehutanan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Sultra, Sahid mengatakan kegiatan tersebut merupakan babak akhir penyusunan rencana aksi mitigasi Folu Net Sink 2030.
Ia menyampaikan yang menjadi fokus mitigasi dari Dinas Kehutanan adalah hutan lindung dengan luas lahan 62 persen.
“Sasaran aksi kehutanan itu, tapi ada juga kawasan konservasi tinggi. Harapannya kita menyeimbangkan oksigen dengan karbondioksida,” tutupnya.
Reporter : Novi