NewsBencana / KecelakaanMetro

Banjir di Sungai Wanggu: BWS Sulawesi IV Kendari Turunkan Dua Mesin Pompa

34
×

Banjir di Sungai Wanggu: BWS Sulawesi IV Kendari Turunkan Dua Mesin Pompa

Share this article

TERAMEDIA.ID,KOTA KENDARI- Curah hujan tinggi yang terjadi selama beberapa hari terakhir mengguyur Kota Kendari menyebabkan air sungai Wanggu meluap dan menggenangi sejumlah wilayah pemukiman warga. Tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, banjir ini juga menimbulkan kerugian material dan memunculkan kekhawatiran masyarakat akan dampak berulang di masa mendatang.

Menanggapi kondisi ini, Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari sebagai instansi teknis yang salah satu tugasnya adalah menangani pengendalian daya rusak air pada infrastruktur sumber daya air seperti sungai, bendungan, pantai, dan sistem drainase perkotaan, langsung turun tangan. Dalam upaya mitigasi cepat, BWS Sulawesi IV Kendari  memberikan bantuan dua unit mesin pompa air berkekuatan masing-masing 250 liter per detik. Mesin pompa tersebut difungsikan untuk mengurangi genangan air di pemukiman warga dengan memompa air langsung ke aliran sungai terdekat.

Kepala BWS Sulawesi IV Kendari, A. Adi Umar Dani, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pemantauan intensif di sejumlah titik rawan banjir, termasuk 12 pintu air gorong-gorong yang sebelumnya dibangun sebagai bagian dari sistem pengendalian banjir. Dari hasil evaluasi tersebut ditemukan bahwa tiga pintu air gorong-gorong mengalami kerusakan dan tidak lagi berfungsi optimal.

“Kami telah mengidentifikasi tiga pintu air yang rusak, dan dalam waktu dekat akan segera dilakukan perbaikan agar sistem drainase kembali bekerja maksimal,” ujar A. Adi Umar Dani.

Selain permasalahan pada pintu air, BWS Sulawesi IV Kendari juga menyoroti kondisi kolam retensi yang telah dibangun sebagai bagian dari strategi pengendalian banjir. Menurut Adi, kolam retensi yang ada sebenarnya sudah berfungsi dengan baik dan memberikan kontribusi besar dalam mengurangi volume air yang mengalir ke pemukiman. Namun, intensitas hujan yang tinggi serta proses sedimentasi yang terus berlangsung di muara Teluk Kendari menjadi tantangan tersendiri.

“Fungsi kolam retensi sudah sangat optimal. Namun, kita menghadapi kendala besar di muara Teluk Kendari karena pendangkalan akibat sedimentasi. Ini menyebabkan aliran air menjadi lambat dan berpotensi menyebabkan genangan lebih lama di kawasan hulu,” ungkapnya.

Adi juga mengungkapkan kerja sama lintas instansi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan juga menjadi kunci keberhasilan dalam mengurangi dampak banjir yang hampir setiap tahun melanda kawasan Sungai Wanggu dan sekitarnya. Sebagai upaya jangka panjang untuk mengurangi dampak banjir, BWS Sulawesi IV Kendari telah merencanakan pembangunan kolam retensi diwilayah Nanga-nanga, namun saat ini masih terkendala masalah pembebasan lahan.

“Banjir ini menjadi peringatan bahwa permasalahan lingkungan dan infrastruktur harus ditangani secara sistematis, bukan hanya saat bencana terjadi. Dengan koordinasi yang kuat dan respon cepat dari pihak terkait, harapannya bencana banjir di Kendari dapat diminimalisir di masa mendatang,”ujarnya.*(RED)