TERAMEDIA.ID, KOTA KENDARI – Kota Kendari dikenal memiliki beragam destinasi wisata menarik yang memadukan kekayaan alam, sejarah, dan kreativitas masyarakat. Salah satu kawasan yang mulai dilirik sebagai pusat wisata edukasi dan kuliner tradisional adalah Kampung Wisata Mata, yang terletak di Kelurahan Mata, Kecamatan Kendari, Sulawesi Tenggara. Wilayah ini bukan hanya menawarkan panorama pesisir Teluk Kendari yang menawan, tetapi juga menyimpan jejak sejarah penting dan ragam inovasi produk UMKM yang layak jual dan memiliki pasar cukup baik.
Jejak Sejarah Batrei Mata
Salah satu daya tarik Kampung Wisata Mata adalah keberadaan Batrei Mata, sebuah situs sejarah yang berkaitan erat dengan masa pendudukan Jepang di Kendari. Nama “Batrei” sendiri diyakini berasal dari kata battery, yang merujuk pada lokasi pertahanan meriam penjaga pantai yang dibangun pada masa Perang Dunia II. Situs Batrei Mata menjadi saksi bagaimana wilayah pesisir Kendari pernah menjadi titik strategis militer Jepang.
Meski sebagian bangunan pertahanan sudah tak utuh lagi, sisa-sisa fondasi dan bekas jalur akses meriam masih dapat dijumpai di kawasan ini. Lokasi tersebut kerap dikunjungi peneliti, pelajar, serta wisatawan yang ingin menelusuri sejarah Kendari pada era peperangan. Pemerintah setempat bersama komunitas sejarah berencana melakukan penataan situs Batrei Mata agar semakin representatif sebagai destinasi edukasi sejarah yang mudah diakses publik.
Situs bersejarah yang merupakan peninggalan Jepang pada masa penjajahan di Kelurahan Mata ini berupa bungker pertahanan yang dilengkapi dengan meriam dan mortir, yang dulunya digunakan untuk melindungi wilayah tersebut dari serangan musuh. Baterai Mata dibangun sebagai benteng pertahanan Jepang untuk menghalau serangan musuh dari laut, khususnya di Teluk Kendari. Dibangun pada tahun 1942-1943 pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, bahkan meriam yang digunakan kemungkinan merupakan meriam milik Belanda yang dialihfungsikan.
Panorama Pesisir dan Aktivitas Nelayan
Kampung Wisata Mata terhampar di pesisir Teluk Kendari, yang sejak dulu menjadi pusat aktivitas nelayan tradisional. Setiap pagi, perahu-perahu kayu tampak merapat di dermaga membawa hasil laut segar. Suasana ini menjadi pemandangan khas yang banyak diabadikan pengunjung. Ketika sore tiba, kawasan pesisir Mata kerap menjadi tempat bersantai menikmati semilir angin laut sambil menyaksikan matahari terbenam di balik perbukitan kota.
Menurut Muhammad Isra selaku Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Setempat, bahwa kawasan kampung wisata mata masih memiliki beberapa potensi pengembangan bai kalam maupun buatan, yang tentu butuh dukungan banyak pihak termasuk pemerintah.
“ kami masih punya wisata alam air jatuh diatas, kawasan dnaau buatan dan pesisir pantai yang munkgin kedepan bisa jadi rest area dan kawasan wahana air. Akan tetapi ini semua butuh penguatan pemerintah terkait lahan yang akan dikembangkan natinya” ujar Isra.
UMKM Sagumi: Inovasi Cemilan Khas Berbahan Sagu dan Daun Kelor
Selain kekayaan sejarah, Kampung Wisata Mata kini dikenal sebagai sentra produksi camilan sehat dan berkualitas bernama Sagumi. Nama “Sagumi” merupakan singkatan dari “Sagu Kelor Kendari”, yang merujuk pada bahan utama camilan ini: tepung sagu asli dan daun kelor yang kaya nutrisi.
Produk Sagumi dikembangkan oleh kelompok UMKM setempat yang mayoritas beranggotakan ibu-ibu rumah tangga. Sagu dipilih karena sejak lama menjadi salah satu bahan pangan pokok masyarakat Sulawesi Tenggara. Sementara daun kelor yang tumbuh subur di pekarangan warga, diolah menjadi campuran adonan yang memberi cita rasa gurih khas sekaligus manfaat kesehatan.
Proses Produksi Sagumi
Proses pembuatan Sagumi diawali dengan pemilihan sagu berkualitas. Sagu direndam, disaring, dan dikeringkan hingga teksturnya benar-benar halus. Daun kelor segar kemudian dicuci bersih, ditumbuk, dan dicampur dalam adonan sagu bersama sedikit rempah tradisional. Adonan ini lalu dicetak menjadi berbagai bentuk—keripik tipis, stik renyah, hingga bola-bola kecil—yang digoreng menggunakan minyak bersih suhu stabil agar menghasilkan kerenyahan sempurna.
Camilan Sagumi dikenal tidak menggunakan pengawet maupun pewarna buatan. Proses pengemasan dilakukan secara higienis dalam plastik kedap udara, sehingga daya tahan produk bisa mencapai dua bulan. Rasa gurih dan sedikit aroma daun kelor membuat Sagumi diminati pengunjung maupun konsumen di luar daerah.
Pemasaran dan Dampak Ekonomi
Produk Sagumi dipasarkan melalui gerai oleh-oleh di sekitar Kendari dan area pesisir Mata. Selain itu, pemasaran daring menggunakan media sosial dan marketplace nasional turut mendongkrak popularitas produk ini. Omzet penjualan UMKM Sagumi kini terus meningkat, menjadi sumber penghasilan tambahan bagi keluarga pengrajin.
Para wisatawan yang datang ke Kampung Wisata Mata dapat membeli Sagumi langsung dari rumah produksi sekaligus melihat proses pembuatannya. Aktivitas ini menjadi daya tarik edukasi tersendiri, terutama bagi pengunjung yang ingin mempelajari pengolahan pangan tradisional lokal.
Paket Wisata Edukasi dan Kuliner
Kampung Wisata Mata kini tengah dikembangkan sebagai destinasi wisata terpadu berbasis sejarah, budaya, dan kuliner. Beberapa paket wisata edukasi yang mulai ditawarkan meliputi:
- Tur ke situs Batrei Mata dengan pemandu lokal yang menjelaskan sejarah pendudukan Jepang.
- Workshop pembuatan camilan Sagumi di rumah produksi UMKM.
- Wisata memancing dan susur pesisir dengan perahu tradisional.
- Wisata kuliner laut segar di warung pesisir setempat.
Dengan berbagai potensi ini, Kampung Wisata Mata diharapkan menjadi salah satu ikon wisata alternatif di Kendari yang tidak hanya menghibur tetapi juga memberi nilai tambah edukasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Jika Anda berkunjung ke Kendari, sempatkanlah singgah di Kampung Wisata Mata. Nikmati jejak sejarah Batrei Mata yang menyimpan kisah masa lalu, cicipi lezatnya Sagumi berbahan sagu dan daun kelor, serta rasakan keramahan masyarakat pesisir yang bergotong royong menjaga warisan budaya dan lingkungan.(ADV*)
Editor:NZ