NewsMetro

Ketum AMSI Harap Kecerdasan Buatan Jadikan Jurnalis Lebih Berkualitas

157
×

Ketum AMSI Harap Kecerdasan Buatan Jadikan Jurnalis Lebih Berkualitas

Share this article

TERAMEDIA.ID, KOTA KENDARI – Ketua Umum (Ketum) Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Wahyu Dhyatmika mengharapkan artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan menjadikan jurnalis lebih berkualitas.

Hal tersebut diungkapkannya dalam Kuliah Umum dengan tajuk “Jurnalisme di Era Artificial Intelligence (AI), bertempat di Aula Gedung Dekanat Fisip, UHO, Jumat (4/6/2025).

Dalam kegiatan tersebut, menghadirkan narasumber Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Wahyu Dhyatmika, Komisaris BPD Sultra, Rahmat Apiti, Ketua AMSI Sultra, Adi Nuryadi, serta jajaran pejabat Fisip UHO.

Ketua Umum AMSI membawakan materi dengan tema “Masa Depan Jurnalisme di Era Artificial Intelligence (AI)”. Sedangkan Komisaris BPD Sultra, Rahmat Apiti dengan tema ” Jurnalisme dan Industri Keuangan di Era Digital”.

Wahyu menyampaikan, ada dua hal menjadi fokus perhatian di era digital, yakni di tingkatan pragmatis, media bisa menggunakan AI dengan efektif dan efisien.

“Kecerdasan buatan ini tentu membantu kerja-kerja jurnalis, tetapi tidak menggantikan perannya, namun menjadikan wartawan jadi lebih berkualitas, mendalam dan investigatif,” katanya.

Lebih lanjut, ditataran ekosistemnya tantangan jurnalisme yakni media bisa menjadi penyedia data sehingga terciptanya ekosistem AI berbasis original reporting.

“Melalui kecerdasan buatan ini, harapannya bisa mendorong media atau wartawan untuk membuat pemberitaan yang berkualitas,” terangnya.

Wahyu mengungkapkan tantangan yang dihadapi di era digital saat ini adalah penggunaan AI bisa mengubah persepsi publik, sehingga perlu bijak dalam menerapkan hal tersebut.

Dalam tantangannya ada beberapa realitas yang disampaikan Wahyu, yakni realitas subjektif artinya realitas yang terbentuk dalam pikiran dan persepsi individu.

Sedangkan realitas lainnya yakni realitas objektif yang artinya segala sesuatu yang ada dan terjadi di luar kesadaran manusia, terlepas dari persepsi atau interpretasi individu. Dan ada realitas yang mempengaruhi kesadaran bersama.

“Kecerdasan buatan ini tentunya akan mempengaruhi realitas yang ada, untuk itu, pers perlu mengkaji bagaimana menghadapi hal tersebut, sebab apa yang ditulis di media adalah bagian pembentukan opini publik,” terangnya.

Olehnya itu, perkembangan kecerdasan buatan ini perlu dikaji secara mendalam, karena penerapan tersebut harus tetap dikontrol manusia.

“AI juga sudah seharusnya melayani kepentingan publik bukan kepentingan korporat atau lainnya,” tutupnya. (AN)

 

Editor:NZ