TERAMEDIA.ID,KOTA KENDARI-Sulawesi Tenggara (Sultra)telah mengalami peningkatan intensitas curah hujan tinggi yang dapat mengakibatkan bencana banjir pada beberapa titik wilayah tertentu.
Menurut Koordinator Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim BMKG Kota Kendari Faizal Habibie,laporan terakhir yang diterima oleh Stasiun Meteorologi Maritim Kendari terdapat kejadian banjir terjadi di Kabupaten Buton Utara beberapa waktu lalu.
Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Buton Utara tanggal 18 Juni 2022 menjelaskan telah terjadi banjir di Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi Kecamatan Kulisusu Barat (Desa Lapandewa). Kecamatan Wakorumba Utara (Desa Wantulasi). Kecamatan Kambowa (Desa Morindino, Desa Pongkowulu dan Desa Bubu).
“Kronologis kejadian banjir yang kami dapatkan adalah pada hari Sabtu, 18 Juni 2022 pukul 06.00 08.30 WITA dan 13.25 16.10 WITA, hujan dengan intensitas tinggi disertai air pasang laut dan meluapnya Sungai Wantulasi, Sungai Lapandewa, Sungai Bubu dan Sungai Kambowa menyebabkan banjir di beberapa kecamatan di Kabupaten Buton Utara,”ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (21/6/2022).
Dia menambahkan,terdapat Faktor pemicu kejadian banjir, dimana intensitas sedang hingga lebat yang disebabkan oleh awan konvektif jenis Cumulonimbus (CB) pada pagi hingga sore hari dan air pasang laut sehingga menyebabkan meluapnya beberapa sungai di Kabupaten Buton Utara sehingga merendam beberapa puluh rumah di Buton Utara.
Berdasarkan pantauan citra radar dan satelit cuaca di Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, telah terbentuk awan Cumulonimbus (awan penyebab hujan sedang hingga lebat dapat disertai guntur dan angin kencang) dari pukul 08.00 s.d 17.00 WITA.
Dalam analisis cuaca yang dilakukan oleh Stasiun Meteorologi Maritim Kendari itu menunjukkan bahwa suhu permukaan laut di perairan sekitar Buton Utara berkisar antara 29 s.d 30°C dengan anomali suhu muka laut yaitu 1.0 s.d 2.5°C yang mengindikasikan suhu yang hangat. Sehingga dapat memicu penguapan yang signifikan.
Olehnya, Nilai indeks SOI mencapai +16.2 dimana nilai ini mengindikasikan terjadinya La nina Sedang sehingga terdapat peningkatan pergerakan massa udara dari Samudera Pasifik timur ke Samudera Pasifik barat yang berdampak signifikan terhadap aktivitas pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia termasuk Sulawesi Tenggara.
“Pada analisis kami pada medan angin menunjukkan adanya shearline (belokan angin) di sekitar wilayah Sulawesi Tenggara. Hal ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di Buton Utara,”Katanya.
Data analisis kelembaban udara pada ketinggian 850 mb dan 700 mb di Buton Utara mencapai 90% yang berarti udara sangat lembab sehingga memicu pertumbuhan awan didukung juga dengan Indeks Kestabilan Atmosfer (K-Indeks) mencapai nilai 37 yang mengindikasikan atmosfer yang tidak stabil sehingga terdapat adanya potensi pembentukan awan Cumulonimbus.
“Stasiun Meteorologi Maritim Kendari telah melakukan diseminasi peringatan dini ini melalui grup sosial media (Whatsapp dan Telegram yang berisikan para stakeholder terkait) dan aplikasi info BMKG sebelum kejadian banjir ini pada tanggal 18 Juni 2022 pada pukul 08.00 hingga 20.00 WITA untuk wilayah Buton Utara,”Ungkapnya.
Untuk sepekan kedepan wilayah Sulawesi Tenggara masih terdapat potensi pembentukan awan hujan yang dapat menyebabkan peningkatan curah hujan terutama di bagian timur seperti Buton Utara, Buton Selatan, Baubau, Buton, Wakatobi, Kendari, Konawe, Konawe Selatan, Konawe Kepulauan dan Konawe Utara.
“Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, namun terus waspada dengan memonitor perkembangan informasi dan Peringatan Dini cuaca melalui berbagai kanal meliputi website www.bmkg.go.id, sosial media facebook info BMKG Sultra, Aplikasi.mobile phone INFO BMKG yg dpt diinstal dari Play Store atau Apple Store maupun Call Center di Stasiun Meteorologi Maritim Kendari 0811 4005 929,”Tutupnya.
Novrianti/Teramedia.id