PariwisataDaerahSosial Budaya

Melihat Generasi Pelestari Musik LATATOU Desa Bantea

2051
×

Melihat Generasi Pelestari Musik LATATOU Desa Bantea

Share this article

TERAMEDIA.ID, BUTON TENGAH – Sebuah lantunan musik di tengah perkebunan mengantarkan telinga untuk mendekati sumber bunyi yang ada. Ditengah perkebunan jagung ataupun ubi nada-nada ini sudah tidak asing untuk dinikmati.

Latatou sebuah musik tradisional yang masih terjaga hingga saat ini, khususnya di Kawasan Desa Bantea dan sekitarnya.

Latatou sendiri merupakan alat music dari bahan kayu yang disusun, lalu di pukul dan mengeluarkan nada yang cukup menarik.

Menurut salah satu pemain musik Latatou Wanasia (wanita/52) warga desa bantea, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah, Latatou adalah permainan musik jaman dulu yang bagi masyarakat desa di mainkan saat berada di kebun.

“ sekitar tahun 1975 kami sudah diajarkan orang tua kami, untuk menggunakan music Latatou ini sebagai penghibur saat kami menjaga kebun. Dahulu kalau tidak sekolah siang-siang kami disuruh jaga kebun jagung ataupun ubi, daripada bosan tidak ada hiburan, diajarkanmi alat musik Latataou ini. Tapi latatou ini juga digunakan untuk mengusir Monyet ataupun babi yang menganggu tanaman. Dulu kami tinggalnya di desa mone lasongko sana, dan berkebunnya di bantea sini. Setelah bantea ini mulai terbuka untuk penduduk, kami pindahmi di Desa Bantea ini “ Wanasia (29/9/2024).

Alat musik Latatou terbuat dari batang kayu yang sudah di kupas, pemilihan kayu diutamakan yang cukup kuat. Sebelum di pilih kayu di tes dulu dengan ketukan dan menyimak nada yang diinginkan. Batang kayu yang digunakan sebanyak 3 batang sesuai kebutuhan nada yang biasanya di gunakan. Untuk jenis kayunya yang kuat, salah satunya paling baik menggunakan kayu jati.

Alat Musik latatou bisa bertahan lama jika terhindar dari lembab atau basah. Untuk pemukulnya, juga menggunakan batang kayu kecil. Deretan kayu sesuai nada yang sudah di susun, kemudian di letakkan di atas paha, dan kemudian di mainkan.

Saat ini pemain Latataou mulai berkurang, karena anak-anak sekarang jarang lagi mau menjaga kebun, dan sudah lebih banyak menggunakan Handphone.

 

Penulis : Ahmad Nizar

Editor: NZ