TERAMEDIA.ID, KOTA KENDARI- Guna melestarikan bahasa dan sastra di Sulawesi Tenggara (Sultra), Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Sultra bersama Kantor Bahasa Sultra melaksanakan Kongres Internasional IV, Selasa (21/11/2023).
Pejabat (Pj) Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto mengatakan pelestarian tersebut bisa dalam bentuk penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan kata Andap, bentuk pelestarian itu dengan mendaftarkan ke UNESCO. Dengan tujuan bahasa-bahasa tersebut agar memiliki memori.
Diketahui, kesembilan bahasa itu yakni Ciacia, Culambacu, Kulisusu, Lasalumu-Kamaru, Moronene, Muna, Wolio, Tolaki dan bahasa Wakatobi.
“Saya tugaskan kepada kepala kantor bahasa untuk mengkompulir sembilan bahasa daerah yang ada di kita,” ungkap Andap.
“Jangan sampai punah, dan tercatat dengan baik,” sambungnya.
Selain itu, bentuk pelestarian bahasa di Sultra dengan memasukan dalam kurikulum. Namun terlebih dahulu melalui sejumlah tahap.
Tempat sama, Kepala kantor Bahasa Sultra, Uniawati mengatakan terdapat tiga poin tujuan pelaksanaan Kongres ini.
“Pertama mendiskusikan dan merumuskan tentang berbagai persolan yang menyangkut bahasa dan sastra daerah di Sultra, yang digagas oleh pakar-pakar bahasa dalam dan luar negeri,”ucapnya.
“Kedua untuk menjadi pertimbangan dan dalam rangka perumusan dan strategi yang tepat dalam rangka melindungi, melestarikan, mengembangkan, membina dan memberdayakan bahasa dan sastra daerah Sultra,” ia menambahkan.
Kemudian ketiga, mendorong dan meningkatkan program pembinaan dan sastra daerah Sultra dalam bentuk penelitian dan dokumentasi serta penyebarluasan.
Serta, mendorong pelestarian perlindungan pemoderan sastra daerah, sehingga dapat bernilai bagi masyarakat setempat dan melahirkan konsep pembelajaran daerah yang efektif untuk diterapkan, khususnya generasi muda.*(NV)