TERAMEDIA.ID,KOTA KENDARI-Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah sebuah pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia (HAM). KDRT ini bisa saja menimpa seluruh anggota keluarga,baik itu istri atau pun anak,dapat berupa kekerasan fisik maupun verbal.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA/DP3A)Kota Kendari, Siti Ganef mengatakan,tercatat pada 2021 terdapat 31 laporan KDRT yang pihaknya diterima, diantaranya 6 kasus kekerasan perempuan dan 25 kasus kekerasan pada anak.
“Kalau untuk tahun 2022 ini angka kekerasan masih signifikan,tetapi kita berharap agar jangan ada lagi kekerasan,jadi masyarakat kita sudah lebih punya kesadaran,terbukti masyarakat yang datang melapor sekalipun itu hanya kasus ringan yang perlu mediasi saja,atau pun kasus berat,”ungkapnya,Kamis (13/10/2022).
Siti Ganef menerangkan, jika Pemerintah Kota Kendari akan memberikan layanan bagi korban kekerasan,berupa pendampingan psikologi dan Layanan Bantuan Hukum (LBH).
Lebih lanjut,menurutnya faktor pemicu KDRT dilatar belakangi oleh beberapa faktor internal dan eksternal.
“KDRT bisa saja pengaruh handphone,kemudian faktor ekonomi, lingkungan,ketahan keluarga dan kesiapan dalam berumah tangga mereka rendah. Tetapi kasus yang masuk kepada kami saat ini kebanyakan tentang hak asuh anak,mereka saling memperebutkan kepada siapa anak ini akan ikut,”ujarnya.
Menekan angka KDRT, Pemkot Kendari mengambil langkah sosialisasi,monitoring dan evaluasi bersama berbagai pihak, kemudian jika ada laporan pihaknya akan melakukan mediasi.
“Saya berharap pada semua keluarga di kota kendari tolong ditingkatkan ketahanan keluarganya, berupa pengawasan kepada anak baik itu perempuan atau laki-laki,pengawasan penggunaan handphone dan jam pulang sekolah anak,dan senantiasa meningkatkan keharmonisan rumah tangga,”pungkasnya
Novrianti/teramedia.id
