NewsMetro

Dinas Pertanian Kendari Targetkan Penanaman Jagung 350 Hektare di 2025

233
×

Dinas Pertanian Kendari Targetkan Penanaman Jagung 350 Hektare di 2025

Share this article

TERAMEDIA.ID, KENDARI – Dinas Pertanian Kota Kendari menargetkan penanaman jagung seluas 350 hektare pada tahun ini. Target tersebut mencakup kerja sama dengan Polri, di mana sekitar 200 hektare lahan berada di bawah koordinasi Polresta Kendari.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kota Kendari, Alfian, dalam wawancara di kantornya pada Jumat (28/2/2025).

“Target untuk penanaman jagung tahun ini itu 350 hektare, termasuk dengan kerja sama Polri ada sekitar 200 hektare di bawah koordinasi Polres Kendari. Jadi nanti teman-teman monitoring penanaman-panen, termasuk kalau nanti ada kendala di pupuk, alsin, atau air yang jadi kendala akan dilaporkan,” ujar Alfian.

Menurutnya, seluruh lahan yang digunakan untuk penanaman merupakan milik petani. Sementara itu, untuk benih, Dinas Pertanian mengajukan bantuan dari Kementerian Pertanian, sedangkan pupuk bersubsidi disalurkan melalui kelompok tani sesuai dengan data petani yang terdaftar.

“Lahan semua dari petani. Untuk benih, kami minta bantuan dari pemerintah pusat, sedangkan pupuk setiap kelompok tani punya jatah pupuk bersubsidi. Pupuknya mereka dapat berdasarkan petani yang sudah terdaftar,” jelasnya.

Dinas Pertanian Kota Kendari juga telah mengalokasikan benih jagung melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), meskipun jumlahnya terbatas. Benih yang tersedia di APBD mencakup 22 hektare untuk jagung pulut dan 2 hektare untuk jagung ungu.

Persebaran lahan penanaman mencakup 11 kecamatan, dengan wilayah terluas berada di Kecamatan Puuwatu (100 hektare) dan Kecamatan Poasia (sekitar 80 hektare).

Untuk mendukung penanaman yang dijadwalkan pada April hingga Mei, Dinas Pertanian akan mengajukan Calon Petani Calon Lahan (CPCL) ke pemerintah pusat sesuai dengan kebutuhan benih.

“Nanti setelah proses pengadaan, kita akan mengajukan ke pusat CPCL-nya sesuai dengan jumlah kebutuhan untuk penanaman di bulan April dan Mei. Sementara ini, kita sudah mulai dari Januari dengan target tahun ini sekitar 350 hektare,” tambah Alfian.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa CPCL hanya diajukan untuk benih, sementara pupuk bersubsidi memiliki mekanisme tersendiri yang bergantung pada Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

Petani yang ingin mendapatkan pupuk bersubsidi harus terdaftar dalam kelompok tani dan didaftarkan melalui Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (Simultan).

“Untuk pupuk, ada mekanismenya tersendiri. Setelah mereka susun RDKK, mereka input untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. Asal KTP tidak bermasalah, namanya akan keluar dalam data masing-masing. Jumlah pupuk bersubsidi dibatasi maksimal untuk 2 hektare per petani. Agar bisa terdaftar, dia harus masuk kelompok tani dan didaftarkan di Simultan,” ungkapnya.

Alfian juga menegaskan bahwa petani tidak harus memiliki lahan sendiri untuk bisa mengelola pertanian. Lahan milik orang lain pun dapat diolah selama dilakukan penanaman.

Setelah bantuan benih disalurkan, Dinas Pertanian akan melakukan monitoring untuk memastikan benih yang diberikan benar-benar ditanam. Jika ditemukan kendala seperti hama, maka akan segera dilaporkan kepada pengawas hama dan tanaman dari provinsi.

“Setelah ada bantuan, kita akan memonitor apakah benih yang diberikan ini ditanami atau tidak. Kalau ada kendala misalnya karena hama, nanti kita akan bantu lapor ke pengawas hama dan tanaman dari provinsi,” jelasnya.

Berdasarkan pengajuan Dinas Pertanian ke Kementerian Pertanian, kebutuhan benih jagung tahun ini disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia. Untuk satu hektare lahan, dibutuhkan sekitar 15 kilogram benih, sehingga total kebutuhan benih mencapai 5,2 ton.

Pemanfaatan lahan tidur menjadi salah satu strategi utama dalam peningkatan produksi jagung. Dinas Pertanian terlebih dahulu mengidentifikasi pemilik lahan dan menghubungi mereka untuk memastikan kesediaan lahan mereka diolah oleh petani.

“Kita di Dinas Pertanian ini punya program Gerak Tangkas, gerakan menanam. Jadi sebelum ada program ketahanan pangan, kami sudah memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami. Jadi penanaman ini tidak pernah berhenti, dia jalan terus,” kata Alfian.

Selain untuk meningkatkan produksi pertanian, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani. Alfian memastikan bahwa pemasaran hasil panen jagung hingga saat ini tidak mengalami kendala. Bahkan, sebelum panen tiba, petani sudah mendapatkan pembeli dari pasar dan industri pengolahan pakan.

“Tujuan ini untuk mensejahterakan perekonomian para petani, biar ada perubahan dari sisi ekonomi atau finansial mereka. Untuk pemasaran jagung ini belum ada kendala. Bahkan meskipun belum panen, teman-teman petani sudah didatangi oleh para pembeli dari pasar dan pengolah pakan. Alhamdulillah, hasil panen masih terserap dengan baik sampai saat ini,” tutupnya.*(DW)

 

Editor:NZ