TERAMEDIA.ID,KOTA KENDARI- Ancaman bencana hidrometeorologi kering atau musim kemarau mengintai wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Bencana hidrometeorologi kering dapat memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), kekeringan, gagal panen, kekurangan air bersih hingga meningkatnya titik hotspot atau titik panas.
Kepala BMKG Sultra, Stasiun Klimatologi Konsel, Aris Yunatas mengajak seluruh pihak untuk selalu waspada.
Aris menjelaskan, periode musim kemarau terjadi mulai Juli, kemudian memasuki puncaknya yaitu Agustus – Oktober 2024.
Selanjutnya wilayah Sultra baru akan memasuki musim hujan pada November – Desember hingga Januari 2025.
“Baru bulan November – Desember itu peralihan dari musim panas ke musim hujan, kemudian Januari 2025 kita masuk musim hujan,” jelasnya, Senin (30/9/2024).
Aris menambahkan, pihaknya bersama Dinas Kehutanan dan seluruh stakeholder telah berkoordinasi dengan melakukan pemetaan wilayah-wilayah yang berpotensi terjadi Karhutla.
“Kami juga akan terus mengupdate terkait dimana saja titik-titik panas untuk kemudian melakukan tindak lanjut terkait kebakaran hutan dan lahan,”tutupnya. (NV)
editor:DN