TERAMEDIA.ID, KOTA KENDARI – Saat ini listrik sudah bisa dikatakan menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia di muka bumi. Terkhusus di indonesia Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi pionir terdepan dalam peneyediaan listrik di berbagai penjuru nusantara.
Belakangan ini sejumlah sumber energi listrik telah dikembangkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) di berbagai wilayah Indonesia. Energi yang dihasilkan dapat berasal dari berbagai sumber, seperti air, minyak, batu bara, angin, panas bumi, nuklir, matahari, dan lainnya. Satuan pokok energi listrik adalah Joule, sedangkan satuan lain adalah KWh (Kilowattjam). Listrik untuk industri dan perumahan dihasilkan dari pembangkit listrik, misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) , Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), dan lainnya.
Sumber energi listrik tidak pernah lepas dengan kondisi lingkungan sekitar,yang secara kuantitas mampu menjadi sumber utama penghasil energi listrik di masing-masing wilayah. Artinya bahwa jika ingin melihat keberlangsungan pemanfaatan lingkungan menjadi sumber energi yang baik, tentu konsistensi dalam pelestarian kawasan sumber energi wajib menjadi program prioritas.
Tentu dibutuhkan program-program dan kebijakan positif dalam hal pelestarian, di setiap pengelolaan pembangkit yang utamanya menggunakan sumber daya alam sebagai kekuatan utama sumber energi kelistrikannya.
Sentral Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hidro (PLTM) Sabilambo, yang berada di Kabupaten Kolaka dibawah PLN NP UP Kendari, Sulawesi Tenggara salah satu Sentral Pembangkit yang dalam 4 tahun terakhir konsisten dalam program pelestarian lingkungan yang berkolaborasi lembaga eksternal hingga masyarakat sekitar kawasan PLTM.
Menurut Manajer Pembangkit Kendari (MUP Kendari) Kendari Moh. Furqon akhsani atau yang membawahi PLN NP UP Kendari saat ditemui mengungkapkan, pihaknya memahami bahwa PLTM sabilambo menggunakan air sebagai sumber utama pembangkit listrik, sehingga wajib dilakukan pelestarian di sekitar kawasan pembakit untuk mendukung keberlangsungan ketersediaan sumber energi untuk PLTM itu sendiri.
” PLN terus berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, salah satunya dengan melakukan rehabilitasi daerah aliran sungai atau DAS. Program ini sejak 2021 sudah kami lakukan di PLTM sabilambo, dan sekitar 5.500 pohon telah kami tanam di kawasan sana tepatnya area hutan lindung DAS Wolo, Desa Ulu Rina, Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka. Ada 2 Jenis pohon yang ditanam yaitu jenis Bitti dan jati putih dalam hamparan lahan seluas 11 Hektar. ” ujar Furqon saat di temui (13/11/2024).
Lebih lanjut Furqon menambahkan, bahwasannya kegiatan penanaman DAS ini juga merupakan wujud pemenuhan tanggung jawab PLN sebagai pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH) PLTM Sabilambo sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
” Programnya sejak tahun 2021 tapi untuk menjaga konsistensi perkembangan hasil penanaman DAS tersebut maka program itu berjalan hingga semester 1 tahun 2024, jadi tidak hanya menggugurkan kewajiban, datang tanam selesai namun benar-benar harus berdampak atas keberlangsungan pelestarian lingkungan atau kawasan air di sekitar PLTM Sabilambo khususnya. ” tutupnya.
Program Penanaman DAS sekitar PLTM Sabilambo ini sendiri melibatkan masyarakat sekitar sebagai bentuk pemberdayaan dalam setiap kegiatan sejak awal hingga tahun ini mulai pembibitan, persiapan lahan, pembuatan lubang tanam, distribusi bibit, penanaman, dan penyiangan jalut, serta pengamanan tanaman. Dalam deretan tanaman juga ada tanaman kayu-kayuan dan buah-buahan yang hasilnya dapat dimanfaatkan warga sekitar, sekaligus menjadi nilai ekonomi bagi masyarakat. Hal ini diharapkan menjadi modal tumbuhnya rasa memiliki tanggung jawab bersama untuk menjaga pertumbuhan tanaman. PLN NP UP Kendari menggandeng UPTD KPH Unit XIII Mekongga Utara sebagai pelaksana lapangan di program ini, serta pelibatan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Sampara sebagai tim supervisi.
Reporter: Ahmad NIzar
Editor : NZ