NewsDaerahPendidikan

Mahasiswa UGM Olah Limbah Kemasan Jadi Tas Belanja

99
×

Mahasiswa UGM Olah Limbah Kemasan Jadi Tas Belanja

Share this article

TERAMEDIA.ID, KONAWE SELATAN – Tepat satu bulan yang lalu, mahasiswa yang tergabung dalam unit KKN-PPM UGM SG-008 telah menyelesaikan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara tepatnya di desa Batu Jaya, Namu, dan Malaringgi. Jumlah mahasiswa yang telah menyelesaikan pengabdiannya tersebut adalah sebanyak 29 mahasiswa dan berasal dari berbagai rumpun ilmu, fakultas, dan program studi. Tema besar yang hendak dikembangkan dalam kegiatan KKN-PPM UGM SG-008 Konawe Selatan yaitu “Optimalisasi Potensi Lokal melalui Pemberdayaan Masyarakat menuju Desa Wisata di Desa Namu, Batu Jaya, dan Malaringgi”. Ragam keilmuan yang dimiliki ke- 29 mahasiswa nantinya akan dihimpun dan diaplikasikan dalam bentuk pelaksanaan program kerja. Tujuannya yakni satu yaitu untuk mewujudkan ketiga desa, Desa Batu Jaya, Desa Namu, dan Desa Malaringgi menjadi desa wisata. Kemudian ke-29 mahasiswa ini akan disebar merata ke masing-masing desa sehingga tiap desa terdapat sekitar 8 hingga 9 mahasiswa KKN.

Sub-unit Malaringgi merupakan tim beranggotakan 8 orang yang melaksanakan KKN selama 50 hari di Desa Malaringgi. Kedelapan mahasiswa ini berasal dari beragam fakultas di antaranya Fakultas Geografi, Fakultas MIPA, Fakultas Kehutanan, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Ilmu Budaya, serta Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Dengan latar belakang pendidikan yang beragam ini mahasiswa diharapkan dapat menginisiasi program kerja yang sesuai dengan kemampuannya guna diimplementasikan untuk mengembangkan potensi wisata Desa Malaringgi. Namun, sebelum dapat dikembangkan menjadi desa wisata perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat agar masyarakat dapat menghasilkan sebuah produk yang memiliki nilai guna dan jual.

Salah satu bentuk pemberdaayaan tersebut adalah dengan diberikannya sosialisasi dan demonstrasi pengolahan limbah menjadi barang yang berguna. Kegiatan tersebut merupakan salah satu program kerja dari topik pengelolaan sampah rumah tangga. Terdapat perwakilan mahasiswa pada tiap desa yang bertugas untuk membawakan program kerja ini di desanya masing-masing. Mahasiswa asal Program Studi Geografi, Muhammad Hafizh Rahman Hakim atau yang biasanya dipanggil Hafizh merupakan mahasiswa yang mengajarkan program kerja ini di Desa Malaringgi. Program kerja ini diwujudkan dengan memanfaatkan limbah kemasan sachet menjadi tas belanja yang berdaya guna dan jual.

Dengan bimbingan serta arahan dari dosen pembimbing lapangan KKN-PPM UGM SG-008 Konawe Selatan, Dra. Eko Tri Sulistyani, M.Sc., diperoleh pedoman dalam pelaksanaan program kerja ini. Mulanya diumumkan waktu pelaksanaan program kerja sekaligus himbauan kepada warga untuk membawa serta limbah kemasan sachet yang ada di rumah. Saat hari-H, terlebih dahulu disampaikan materi sosialisasi yakni terkait dengan pengelolaan dan pemanfaatan sampah rumah tangga, yang salah satu wujudnya adalah tas belanja dari limbah kemasan plastik. Kemudian, dilakukan demonstrasi pembuatan tas belanja sejak proses awal, persiapan, hingga pembuatan. Secara perlahan, Hafizh membimbing satu per satu warga desa yang sejak awal sudah antusias dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terkait cara pembuatannya. “Kegiatan seperti ini sangat positif dilakukan terlebih bagi ibu rumah tangga karena dapat meningkatkan keterampilan serta hasilnya bisa dimanfaatkan untuk pribadi maupun untuk dijual nantinya”, ucap Hasminah selaku istri Kepala Desa Malaringgi (24/01/2024).

Pada tahap awal, dilakukan pengumpulan kemasan sachet sesuai dengan warna dan ukurannya. Kemasan sachet yang memiliki ukuran serta warna yang berbeda sebaiknya dipisahkan agar tas yang dihasilkan rapi dan bagus. Kemasan sachet yang digunakan saat demonstrasi pembuatan tas belanja ini berasal dari minuman coklat Beng-Beng. Setelah semua kemasan Beng-Beng terkumpul, kemudian dilakukan pemotongan pada kedua ujung kemasan sachet hingga bagian atas dan bawah terbuka sempurna. Berikutnya, potong kemasan Beng-Beng sama besar dengan menggunakan gunting. Lakukan hal tersebut pada seluruh kemasan hingga tiada yang tersisa.

Tahap berikutnya yakni tahap persiapan, awalnya lipat kemasan Teajus pada sisi horizontalnya hingga menjadi dua bagian sama besar. Kemudian, lipat kembali masing-masing sisi tersebut ke arah garis lipatan tengah. Selanjutnya, tekuk ke arah dalam untuk tiap sisi hingga kedua sisi saling melingkup ke arah dalam. Langkah ini dilakukan hingga semua kemasan sachet terlipat sempurna dan siap menjadi bahan pembuatan tas belanja. Masuk pada tahap pembuatan, pola yang digunakan dalam membuat tas belanja mirip dengan teknik menganyam yakni mengandalkan ikatan untuk menguatkan. Mula-mula susun kemasan sachet yang telah dilipat saling melingkupi seperti gambar 1.3 kemudian tarik hingga kencang.

Dilakukan langkah-langkah tersebut secara berulang dengan pola yang menerus hingga dihasilkan bagian dasar tas belanja seperti pada gambar 1.4. Setelah bagian dasar tas sudah selesai, tetap buat pola yang sama hingga bagian tepian tas berhasil dibuat. Hasil akhir dari tas belanja terlihat pada gambar 1.5, tetapi sedikit berbeda karena digunakan kemasan sachet berupa kemasan Tea Jus. Tas belanja yang dihasilkan ini dapat dipergunakan oleh warga desa sendiri saat hendak berbelanja ke pasar misalnya, atau dapat juga diperjualbelikan karena modal yang dibutuhkan adalah 0 rupiah mengingat bahan dasar yang digunakan adalah limbah yang tidak memiliki nilai guna.(AN)

Editor:NZ