TERAMEDIA.ID, KOTA KENDARI – Desa Wisata pesisir yang satu ini, memanfaatkan keindahan alam pesisir tebing batu yang berdiri kokh disepanjang pesisir Desa Wisata Kulati, Kecamatan Tomia Timur, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Desa Wisata Kulati resmi menjadi desa wisata pada 16 september 2016, setelah menjadi dari otonom atas pemekaran dari Desa Timu. Desa Kulati yang memiliki potensi pariwisata yang begitu besar, baik potensi pariwisata Alam, Bawah Luat, Budaya Maupun Kuliner. Mayoritas mata pencaharian terbesar adalah nelayan dan selanjutnya disusul oleh peternak, pekebun, pengusaha juga pegawai negri sipil.
Desa Kulati memiliki luas wilayah 7,9 km. Iklim Desa Kulati adalah sebagaimana iklim desa – desa lain di wilayah Indonesia. Dengan suhu udara 26-29 Derajat Celcius (○C) dengan curah hujan (rata-rata) 1500/2000 mm. Jumlah Penduduk Desa Kulati Kecamatan Tomia Timur Kabupaten Wakatobi, berdasarkan data Profil SDGS Desa tahun 2022 sebesar 583 jiwa yang terdiri dari 284 laki laki dan perempuan 299 jiwa.
Community Based Tourism (CBT) adalah komunitas local Desa Kulati sebagai pelaku utama dalam pengelolaan Desa Wisata. Produk wisata yang telah dikembangkan melalui paket wisata yang disusun dengan konsep pelatihan sebagai sarana menarik minat wisatawan yang berkunjung di Desa Wisata Kulati. Adapun bentuk paket wisata adalah Explor Desa Kulati, Paket Ekslusif Pulau Nda’a dan Paket Cerita Konservasi Bersama Bapak Tua LA ASIRU.
Dengan semua Potensi yang ada harapan dan tujuan berkembangnya jaringan Desa Wisata Kulati, tentu saja tidak lepas dari peran aktif semua lapisan masyarakat dalam mendukung semua gerakan dan tentu saja peran lembaga baik lembaga sosial yang ada di Desa Kulati maupun lembaga pemerintahan mulai dari tingkat Pemerintah Desa sampai SKPD yang terkait dengan pengembangan pariwisata baik terkait langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk meningkatkan sumber pendapatan ekonomi dan sosial masyarakat.
Adapun sejumlah objek wisata unggulan di Desa Wisata Kulati diantaranya :
1. Pantai Hu’untete
Pantai Hu’untete adalah pantai utama bagi masyarakat Desa Kulati. Selain pemandangannya yang indah dan mempunyai garis pantai sepanjang 1.060 meter, pantai ini mempunyai nilai historis dan jantung dari berbagai kegiatan masyarakat.
2. Tebing Ampombero
Tebing Ampombero adalah deretan tebing panjang yang menjadi tempat melihat pemandangan yang wajib dikunjungi bagi seluruh pengunjung Desa Kulati karena keindahannya. Tidak jauh dari Tebing Ampombero, para pengunjung dapat snorkeling di Karang Ampombero.
3. Pantai Te’e Timu
Pesona pantai ini sendiri dikarenakan banyak tempat mata air yang dapat dikunjungi para wisatawan. Terdapat tujuh mata air alami. Dimana setiap tempat memiliki keunikannya tersendiri.
4. Pantai Hongaha
Kisah kapal perang Jepang terjadi pada tahun sekitar 1943 yaitu saat ketika Perang Dunia ke-2 masih berlangsung dan Indonesia menjadi salah satu tempat pertempuran antara Sekutu dengan Jepang. Pada saat itu, keadaan Jepang telah mengalami kekalahan dan berlari bersembunyi dari kejaran sekutu. Salah satunya ialah sebuah kapal perang yang awalnya mencari persembunyian dan bantuan di Tongano, Usuku. Namun masyarakat di sana menolak dan beralasan bahwa tempat ini mudah dilihat oleh musuh sehingga pergilah kapal perang Jepang itu ke Pantai Hongaha.
Kepala Desa Kulati La Ode Burhanuddin mengungkapkan, bahwasannya mereka menganggap potensi alam yang dimiliki layak untuk dijadikan fokus kepariwisataan di Des Wisata Kulati, sehingga butuh penguatan bersama seluruh elemen agar wisata kulati lebih berkembang.
” Dengan hadirnya konsep Desa Wisata, memang kami akui mulai perlahan tumbuh gairah kepariwisataan di Desa Kulati ini. Hal itu semua tentu karena keindahan alam yang dimiliki, serta sumber daya manusia yang siap membuka pasar pariwisata dikulati lebih berkembang kedepannya. Sehingga dibtuhkan kerja sama semua pihak baik pemerintah, swasta, pengelola, akademisi dan komponen lainnya untuk lebih menggairahkan angka kunjungan di desa kami. ” ujar Burhanudin. (ADV-AN)
Editor:NZ