TERAMEDIA.ID, KONAWE SELATAN – Desa Namu, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan, baru saja menjadi saksi semaraknya Festival Budaya sebuah kegiatan yang menjadi simbol perayaan, kolaborasi, serta refleksi atas kontribusi mahasiswa KKN-PPM UGM dan masyarakat selama 50 hari pelaksanaan KKN.
Festival Budaya tahun ini mengangkat tema “Rakyat Pesisir: Hidup, Seni, dan Tradisi” menjadi bukti nyata harmonisasi antara mahasiswa, warga, dan kearifan lokal yang begitu kaya. Festival dibuka dengan berbagai perlombaan yang diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat. Perlombaan yang digelar antara lain: voli, handball, futsal tarik, tambang, pukul paku, estafet tali air, dan paku dalam botol yang dilaksanakan di lapangan SMP Satu Atap.
“Melihat semangat dan antusias warga sungguh membuat kami terharu. Semua lelah kami selama KKN terbayar lunas oleh senyuman mereka,” ungkap Aisyah Salsa Zakiya Darojat, selaku Koordinator Umum Festival Budaya.(6/8/2025)
Malam puncak sekaligus malam penarikan mahasiswa KKN-PPM UGM menjadi momen yang sangat emosional. Diselenggarakan di halaman terbuka, acara ini juga menjadi bukti semangat gotong royong warga demi memastikan acara berjalan dengan meriah dan lancar. Acara ini dihadiri oleh warga dari tiga desa di Kecamatan Laonti: Desa Malaringgi, Batujaya, dan Namu, serta tamu kehormatan dari Kantor Kecamatan Laonti, Bapak Saldin, M.Si., dan Kepala Desa Namu bapak Nikson, S.Si. Rangkaian malam puncak diramaikan dengan bazaar lokakarya, yang menampilkan hasil-hasil program kerja KKN-PPM UGM bersama warga. Disusul dengan penampilan seni kreasi anak-anak, mulai dari tarian daerah, tari Buchaechum asal Korea Selatan, dan tari kreasi modern. “Bakat anak-anak ini sangat menjanjikan. Kami berharap potensi ini terus dikembangkan dan menjadi keunggulan desa di masa mendatang. Mereka butuh panggung dan perhatian kita bersama,” imbuh Aisyah. Acara dihiasi dengan pemutaran film dokumenter karya tim media KKN-PPM UGM Konawe Selatan Periode 2 Tahun 2025. Momen ini disaksikan bersama oleh warga, menciptakan suasana malam yang penuh haru dan kenangan. Penutupan acara dimeriahkan tari lulo, keterlibatan semua kalangan—dari anak-anak hingga orang tua—menunjukkan antusiasme masyarakat dalam menyambut kehadiran mahasiswa KKN. Momen ini meninggalkan kesan positif dan kebersamaan yang kuat antara mahasiswa dan warga.
Dalam sambutannya, Ibu Dra. Eko Tri Sulistyani, M.Sc., selaku dosen pembimbing lapangan memberikan apresiasi terhadap sinergi yang terbangun antara mahasiswa dan masyarakat. “Apa yang dilakukan oleh anak-anak KKN di ketiga desa ini adalah bentuk nyata pembelajaran kontekstual. Ketika ilmu bertemu dengan realitas sosial dan budaya, maka lahirlah inovasi yang membumi. Ini adalah semangat UGM yang sesungguhnya,” ujar beliau. Festival Budaya KKN-PPM UGM di Desa Namu telah meninggalkan jejak manis dan inspiratif. Dengan semangat “Rakyat Pesisir: Hidup, Seni, dan Tradisi”, semoga warisan budaya dan potensi lokal desa-desa semakin bersinar.(*)
Editor:NZ