NewsMetro

Tekan Kasus Kekerasan Pada Perempuan dan Anak,Pemkot Bersinergi Bersama Sejumlah Pihak

131
×

Tekan Kasus Kekerasan Pada Perempuan dan Anak,Pemkot Bersinergi Bersama Sejumlah Pihak

Share this article

TERAMEDIA.ID,KOTA KENDARI-Tugas melindungi perempuan dan anak bukan hanya menjadi tugas pemerintah. Masyarakat pun memiliki kewajiban yang sama. Untuk itu, pemerintah harus bersinergi dengan semua pemangku kepentingan dalam menangani persoalan perempuan dan melindungi anak Indonesia.

Menindak lanjuti hal ini,Pemerintah Kota (Pemkot)Kendari,melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kendari menggelar Koordinasi dan Sinkronisasi penguatan jejaring antar lembaga penyedia layanan anak yang memerlukan perlindungan khusus tingkat daerah Kabupaten /Kota,disalah satu hotel di Kendari,Kamis (13/10/2022).

Kegiatan tersebut diikuti beberapa organisasi,di antaranya Forum Anak Kota Kendari (Fantari),Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Kendari,dan lainnya.

Kepala Dinas DP3A Kota Kendari,Siti Ganef mengatakan,dengan terkolaborasinya antara Pemerintah dan Organisasi pemerhati perempuan dan anak ini,dapat menekan angka kekerasan perempuan dan anak di Kota Kendari.

“Tentunya fenomena saat ini tentang kekerasan perempuan dan anak,kita tidak bisa kerja sendiri,harus ada kolaborasi,harus ada pemerintah sebagai payung hukum dan didukung juga dari organisasi pemerhati perempuan dan anak,”ujarnya.

Dia juga mengatakan,Pemerintah telah membentuk,Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) yang tersebar di 65 Kelurahan di Kendari.

“Ini menjadi corong koordinator kita dilapangan,bagaimana bisa menjadi pencegahan bagi anak-anak,mereka bisa terlindungi tumbuh berkembang sesuai harkat dan martabatnya,”tuturnya.

Olehnya,dia berharap semua forum perlindungana anak,yang telah di utus untuk menjalankan tugas,agar dapat memberikan informasi untuk langkah pencegahan.

Sekertaris Daerah (Sekda)Kota Kendari,Ridwansyah Taridala berharap,forum pemerhati wanita dan anak tersebut,bisa hadir di tengah-tengah keluarga,lingkungan dan komunitas,dalam menyuarakan anti kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Kekerasan itu tidak sesuai dengan budaya kita,baik itu dalam agama,saya fikir kita menginginkan rumah tangga yang damai,”harapnya.

Novrianti/teramedia.id