TERAMEDIA.ID, KENDARI – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) gencar melakukan upaya Penurunan angka inflasi dan melakukan koordinasi serta kolaborasi bersama semua elemen.
Sekretaris Daerah (Sekda) Sulawesi Tenggara (Sultra) Asrun Lio, mengatakan, memasuki 55 hari kerja Pj Gubernur, tetap menjadikan pengendalian inflasi sebagai isu prioritas dan intens melakukan rapat koordinasi hingga evaluasi terhadap pelaksanaan oleh instansi teknis bersama para pihak terkait.
Asrun Lio yang juga sebagai Ketua Harian Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sultra, menyampaikan, isu ini menjadi trending topik di masyarakat, itu kemudian diperuntukkan untuk bersama-sama peduli terhadap pengendalian inflasi ini.
“Kenaikan inflasi ini selain dirasakan dampaknya baik itu melalui adanya kenaikan harga beberapa komoditas hingga kelangkaan jumlah, juga diungkapkan secara nyata oleh pemerintah, dalam rangka menggugah perhatian serta kepedulian kita bersama, baik itu pemerintah bersama pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat agar tidak panik dan tetap berbelanja skala prioritas, serta mampu memanfaatkan pekarangan kosong,” jelasnya.
Berdasarkan hasil rapat koordinasi yang dilakukan Pj Gubernur Sultra sambung Asrun Lio, inflasi yang terjadi saat ini juga tidak lepas dari kondisi cuaca ekstrem yakni adanya musim kemarau yang berkepanjangan, sehingga Sultra ditetapkan status tanggap darurat terhadap badai El Nino.
“Perlu dipahami bahwa dalam rapat inflasi yang dipimpin oleh Pj Gubernur Sultra, yang dihadiri unsur terkait dari pemerintah dan lainnya, mengungkapkan jika inflasi kita berada pada peringkat dua nasional sebesar 3,46 persen (yoy). Namun meskipun demikian, inflasi September masih berada di range 3 + 1 persen dan jauh di bawah inflasi bulan Desember 2022 sebesar 7,39 persen (yoy),” paparnya.
Ia melanjutkan, pada rapat itu juga terungkap, bahwa komoditas penyumbang inflasi yakni beras, cabai merah, bawang merah, termasuk ikan-ikanan.
Ikan sendiri menjadi komoditi penyumbang inflasi diakibatkan kendala pada produksi es yang dikarenakan pemadaman bergilir karena kemampuan pembangkit listrik akibat kurangnya debit air pada aliran sungai.
“Dalam kesempatan rapat itu juga, Pj Gubernur Sultra menyampaikan adanya kenaikan harga elpiji di Sultra, yang disebabkan terlambatnya perpanjangan perizinan SPBE Kolaka serta SPBE Konawe, yang mengalami kebakaran sehingga sangat mempengaruhi pasokan gas Liquefied Petroleum Gas (LPG,red) tabung 3 kg di wilayah kita,” ucapnya lagi.
Asrun Lio mengungkapkan, sejak rapat koordinasi terbaru yang dipimpin langsung oleh Pj Gubernur Sultra pada Rabu tanggal 25 Oktober 2023 hingga kini Minggu Tanggal 29 Oktober 2023, terlihat progres signifikan dalam penanganan masalah kenaikan inflasi di Sultra.
Untuk cabai merah dan bawang merah sudah terkendali dengan limpahan hasil produksi dari SMA/SMK di Sultra yang melakukan penanaman sebanyak 300 ribu dan telah panen.
“Sultra juga memiliki stok gabah yang cukup besar, namun stok tersebut telah diekspor ke daerah lain, namun diimpor kembali tentunya dengan adanya risiko peningkatan harga. Menyikapi hal ini, Pj Sultra akan membuat mekanisme pembelian langsung tetapi tidak menabrak aturan berlaku,” terangnya.(ST)