TERAMEDIA.ID, KENDARI – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) ikut serta pada rapat penanganan inflasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri-RI) melalui Zoom Meeting, pada Senin, (26/2/2024).
Rakor secara virtual yang dilaksanakan serempak di seluruh Indonesia dipimpin langsung oleh Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir, dengan beberapa narasumber dari Kementerian atau Lembaga terkait.
Turut hadir dari Jajaran Pemprov Sultra yakni Sekda, Asisten II Setda, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan, Kepala BPS Sultra, Perwakilan BI, Kepala Biro Perekonomian, Kanwil Perbendaharaan, Kepala BPKP dan Penjabat terkait.
Dalam arahan awalnya, Tomsi Tohir berharap agar data terakhir dari deputi statistik bisa memberikan pencerahan sehingga dapat menghasilkan kesimpulan guna memprediksi persiapan untuk menghadapi bulan suci ramadhan 2 minggu mendatang.
“Komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga pada minggu keempat Februari adalah beras, cabai merah dan minyak goreng” ungkapnya.
Melalui arahan tersebut, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini memaparkan data terkait tinjauan inflasi dan Indeks Perkembangan Harga (IPH) minggu keempat (M4) bulan Februari 2024. Berdasarkan data SP2KP pencatatan 19-23 Februari 2024.
Secara nasional, jumlah Kab/Kota yang mengalami kenaikan IPH sampai dengan M4 Februari terus naik dibandingkan pada M1, M2 dan M3 Februari.
Perkembangan Harga Beras minggu keempat Februari secara nasional naik 5.44%, harga rata-rata di minggu keempat Rp.15.387, jumlah Kab/Kota yang alami kenaikan sebanyak 266, meningkat dari minggu sebelumnya 179 Kab/Kota. Secara Umum peningkatan harga beras pada kualitas medium dan premium.
Sedangkan perkembangan Harga Cabai Merah minggu keempat Februari secara nasional naik 7.63%, harga rata-rata di minggu keempat Rp.57.521, jumlah Kab/Kota yang alami kenaikan 241, meningkat dari minggu sebelumnya 230 Kab/Kota.
“Disparitas harga cabai merah di minggu keempat ini cukup besar, 44% wilayah di Indonesia memiliki harga yang lebih tinggi dari rata-rata nasional,” ujarnya.
Adapun komoditas yang mempengaruhi perubahan IPH yakni cabai merah, minyak goreng, telur ayam ras, beras, daging ayam ras dan gula pasir mengalami kenaikan harga di sejumlah Kab/Kota.
Berdasarkan hasil kesimpulan pemaparan tersebut, Irjen Kemendagri, Tomsi Tohir mengatakan bahwa ada beberapa hal yang mesti dicermati oleh kepala daerah yakni melakukan rapat lanjutan dengan Bulog di daerah masing-masing, membahas terkait verifikasi data, penyaluran beras SPHP dan jagung. Lalu yang harus diperhatikan mengenai kenyamanan masyarakat.
Selanjutnya, realisasi anggaran dekonsentrasi daerah. Lalu seluruh Kepala Daerah dapat mengecek kembali petugasnya dan sekaligus harua menerima data hasil rapat koordinasi serta tindaklanjutnya di Minggu depan melalui laporan.
“Agar seluruh kepala daerah dapat mengecek kembali petugasnya dan sekaligus dapat menerima data hasil rapat koordinasi dan tindaklanjutnya di Minggu depan melalui laporan,” ungkapnya.
Sedang Sekda Sultra Asrun Lio usai mengikuti Rakor Inflasi, ia bersama jajarannya melakukan rapat teknis internal Pemerintah. Rapat ini merupakan tindaklanjut usai mengikuti rakor bersama Irjen Kemendagri terkait inflasi.
Dalam rapat ini Sekda menyampaikan bahwa perlu ada tindak lanjut cepat yang dilakukan sebagaimana arahan dari Irjen Kemendagri dalam rapat penanganan inflasi.
Ia menambahkan, dalam waktu dekat, perlu ada data dari Bulog Soal stok persediaan beras
“Kita tidak hanya bisa mengatakan bahwa ketersediaan beras kita cukup sampai akhir tahun sehingga perlu kita mengantisipasi harga ini dalam waktu dekat dan menghadapi ramadhan yang tinggal 13 hari lagi dari sekarang jangan sampai ada kepanikan di masyarakat” ungkapnya
Lebih lanjut, mewakili pj Gubernur, mengharapkan agar harus segera melakukan intervensi berdasarkan data-data kita yang ada dari Bulog.
“Terkait dengan rakor mingguan kita, ada 2 Kota dan 2 Kab yang menjadi sampel dari perkembangan harga ini dan nantinya kita akan fokus pada daerah tersebut akan tetapi tidak menyampingkan daerah-daerah lain yang juga ada kenaikan harga dari bahan pokok” ujarnya
Diketahui, pada Minggu, 25 Februari kemarin dilaksanakan kegiatan pemantauan harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok di beberapa pasar pantauan yang ada di Kota Kendari, yang menunjukkan kenaikan harga sehingga perlu adanya langkah konkrit yang di lakukan agar masalah dipasar ini bisa teratasi. *(ST).
Editor:NZ