NewsMetro

Pemerintah Provinsi Sultra Tegaskan Kesiapsiagaan Sebagai Investasi Keselamatan Daerah

×

Pemerintah Provinsi Sultra Tegaskan Kesiapsiagaan Sebagai Investasi Keselamatan Daerah

Share this article

TERAMEDIA.ID, KOTA KENDARI — Gubernur Sulawesi Tenggara (sultra) Mayjen TNI (Purn.) Andi Sumangerukka (ASR) menegaskan bahwa, kesiapsiagaan bencana merupakan investasi keselamatan daerah yang tidak bisa ditawar.

Pernyataan tersebut di ungkapkan ASR, saat membuka Apel Siaga dan Simulasi Gempa Bumi dan Tsunami sekaligus puncak Jambore Tangguh Bencana 2025, di Lapangan Kantor Gubernur Sultra, Senin (24/11/2025).

Kegiatan yang diikuti Instansi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-Sultra, TNI/Polri, Basarnas, instansi vertikal, perguruan tinggi, hingga jejaring relawan ini menjadi momentum memperkuat kesiapsiagaan lintas sektor. Pemprov menilai Sultra sebagai wilayah dengan potensi gempa bumi dan tsunami tinggi membutuhkan pola penanganan yang lebih terencana dan terukur.

“Kesiapsiagaan adalah benteng pertama kita. Gempa tidak pernah memberi aba-aba, sehingga latihan seperti ini wajib dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan,” tegas Gubernur dalam sambutannya.

Sesuai Kajian Risiko Bencana Sultra 2022–2026, sejumlah wilayah masuk kategori rawan tinggi. Karena itu, simulasi kali ini dirancang untuk menguji kecepatan respon, alur komunikasi darurat, hingga efektivitas rencana kontinjensi yang selama ini disusun oleh BPBD bersama instansi terkait.

Apel dan simulasi tersebut juga menjadi rangkaian penutup Jambore Tangguh Bencana 2025 yang telah berlangsung sejak 21 November. Selama kegiatan, para peserta — mulai dari relawan, komunitas, hingga tenaga teknis — mendapatkan penguatan kapasitas terkait mitigasi dan penanganan cepat bencana.

Di hadapan peserta apel, Gubernur Andi Sumangerukka kembali mengingatkan pemerintah kabupaten/kota agar serius memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) sub-urusan bencana dalam APBD masing-masing. Menurutnya, kesiapsiagaan tidak akan berjalan maksimal tanpa dukungan anggaran dan komitmen yang konsisten.

“Kita tidak bisa memilih berada di wilayah tanpa ancaman bencana, tetapi kita bisa memilih untuk selalu siap dan tangguh,” ujarnya.

Usai membuka kegiatan dengan resmi, simulasi gempa dan tsunami langsung digelar. Berbagai skenario diuji, mulai dari proses evakuasi, pertolongan pertama, hingga koordinasi awal pemulihan pascabencana.

Pemprov berharap kegiatan ini mendorong budaya siaga bencana di seluruh lapisan masyarakat Sultra, bukan hanya di lingkungan BPBD, tetapi juga sekolah, kantor, komunitas, serta keluarga.(NF)