TERAMEDIA.ID, KENDARI – Sejumlah pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari belum mendapatkan ruang perawatan.
Dari pantauan awak Teramedia.id Pasien yang belum mendapatkan ruang perawatan harus menunggu di ruang IGD. Terlihat, puluhan pasien duduk di kursi roda bahkan di kursi tunggu.
Para keluarga pasien mesti menunggu hingga ada ruang perawatan kosong yang dapat digunakan oleh pasien. Hal ini menyebabkan Tertumpuknya pasien di ruang IGD RSUD Kota Kendari.
Salah satu keluarga pasien yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, ia bersama istri tiba di RSUD Kota Kendari sedari pagi tadi. Namun baru mendapatkan penanganan sementara. Pasalnya kamar perawatan full dan dirinya diminta untuk menunggu hingga ada kamar kosong.
“Full katanya, jadi kita diminta menunggu disini, sampai ada kamar kosong,” ungkapnya, Kamis (22/2/2024).
Sementara itu, Kabid Perawatan RSUD Kota Kendari, Erny, saat dikonfirmasi via WhatsApp, mengungkapkan, membludaknya pasien ini dikarenakan lonjakan pasien yang terserang DBD dan KLB.
Dirinya tidak menapik, bahwa kondisi IGD RSUD Kota Kendari full dan diisi oleh sejumlah pasien yang masih menunggu ruang perawatan.
“Sudah begini kondisi IGD sekarang saking membeludaknya pasien jadi transit di IGD dulu sambil menunggu kamar kosong, dan ini bukan hanya di Rsud tapi di semua RS kota,” ujarnya.
Saat ditanyai soal ruang perawatan full, Erny menyampaikan, pihak RSUD kota Kendari telah mengambil beberapa langkah untuk menangani pasien membludak. Namun, dirinya tak menampik bahwa masih membutuhkan jalan keluar lain soal kamar rawat.
“Iya bahkan sudah tambah Bed di kamar rawat inap, di IGD juga bed yang biasanya hanya 20 Bed kami tambah 18 Bed lagi, ternyata tetap tidak cukup,” ujarnya.
Lebih lanjut Erny menyampaikan agar pasien dan keluarga pendamping pasien dapat bersabar menunggu ruang perawatan kosong.
“Solusinya sudah ada penambahan Bed di IGD, Rawat inap tapi tetap juga full, yang kami edukasi pasien agar mau bersabar mengikuti antrian yang penting pasien dan keluarga pasien mau bersabar, yang utama pasien dulu yang di lakukan pelayanan medis,” jelasnya.
“Sambil menunggu kamar kosong, tapi setiap hari pasien tetap terurai di pindahkan ke rawat inap,” tambahnya.
Akhirnya, Erny mengungkap RSUD Kota Kendari membutuhkan ruang perawatan tambahan untuk penyakit KLB dan DBD serta tenaga perawat tambahan.
“Kamar tambahan dan tenaga perawat, ini karena kasus KLB kalau bukan KLB DBD untuk Bed cukup,” tutupnya. *(ST)
Editor:NZ