NewsDaerahPendidikan

Mahasiswa KKN-PPM UGM Ajarkan LOSIDA: Mulai dari Kita, Sampah Organik Terkelola

956
×

Mahasiswa KKN-PPM UGM Ajarkan LOSIDA: Mulai dari Kita, Sampah Organik Terkelola

Share this article

TERAMEDIA.ID, KONAWE SELATAN – Sampah menjadi salah satu isu yang harus mendapat perhatian serius dan harus segera ditangani. Tahun 2024, per tanggal 13 Januari berdasarkan data SIPSN jumlah timbulan sampah di Indonesia lebih dari 18 juta ton/tahun.

Pengurangan sampah di Indonesia tahun 2024 adalah 12,2% dan sampah yang tertangani 45,96% (terkelola 58,19%). Sementara itu, tahun 2025 target Jakstranas sesuai Perpres Nomor 97 Tahun 2017 pengurangan sampah 30% dan penangan sampah 70%, sehingga sampah terkelola 100%.

Pengolahan sampah menjadi bagian penting dalam penanganan sampah untuk mengubah sampah menjadi bentuk yang lebih stabil dan tidak mencemari lingkungan. Pengolahan sampah juga menjadi upaya untuk mengurangi timbulan sampah.

Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengelola sampah, baik sampah organik maupun anorganik. Pemerintah daerah dan masyarakat harus saling bersinergi dalam hal pengelolaan sampah tersebut.

Data SIPSN tahun 2024 menunjukkan bahwa, sampah sisa makanan menjadi penyumbang sampah terbesar, sekitar 40%. Selain itu, persentase sampah sisa makanan juga menjadi penyumbang timbulan sampah terbesar di Sulawesi Tenggara, sekitar 41,09%.

Latifa Fahmi yang merupakan Tim KKN-PPM UGM Periode IV Unit Konawe Selatan di bawah bimbingan Dra. Eko Tri Sulistiyani, M.Sc. mengungkapan pentingnya mengelola sampah dengan bijak di lingkungan masyarakat, Sehingga dibutuhkan inovasi-inovasi sederhana namun berdmapak positif bagi lingkungan.

” Sampah sisa dapur atau sampah sisa makanan yang tergolong sampah organik tersebut harus dikelola dengan bijak sebagai upaya mengurangi timbulan sampah. Salah satu inovasi terkait pengelolaan sampah yang sederhana yaitu LOSIDA atau singkatan dari Lodong Sisa Dapur. Sebagai salah satu upaya pengelolaan sampah organik di Desa Batu Putih, Kec. Kolono Timur, Kab. Konawe Selatan.” ujar Laifa. (15/1/2025).

Latifa Fahmi dari program studi Geografi Lingkungan memberikan sosialisasi sekaligus pelatihan pengelolaan sampah organik dengan LOSIDA kepada ibu-ibu Rumah Tangga di Desa Batu Putih. Hal itu menjadi langkah awal masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Kegiatan diawali dengan sosialisasi pengelolaan sampah kemudian dialanjutkan pemaparan dan demo cara kerja losida.

Ibu-ibu rumah tangga di Desa Batu Putih sangat tertarik untuk membuat LOSIDA ini. Selain mudah dibuat, bahan-bahan yang diperlukan pun mudah didapat. Semangat dan antusiasme ibu-ibu dalam mengikuti kegiatan tersebut dapat mendongkrak masyarakat lainnya untuk mengelola sampah organik.

LOSIDA, salah satu teknologi tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu upaya pengelolaan sampah organik, terlebih sampah sisa dapur/ makanan. Sampah organik merupakan jenis sampah yang mudah diuraikan melalui proses alami.

Melalui LOSIDA, sampah organik akan terolah menjadi kompos yang sangat bermanfaat dan dapat memiliki nilai jual. Sampah organik sisa dapur dimasukkan ke dalam lodong (paralon), kemudian dicampurkan dengan air cucian beras dan ditambahkan gula merah. LOSIDA sendiri dibuat dari pipa paralon diameter 3 inchi sepanjang 100 cm. Bagian pipa yang ditanam di tanah (30 cm) diberi lubang-lubang kecil, sedangkan 70 cm sisanya tidak tertanam. Bagian atas dan bawah pipa diberi tutup, namun penutup bagian bawah juga diberi lubang-lubang kecil. Setelah sekitar 2-3 bulan kompos dapat dipanen dan dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman maupun dikomersialkan.

Foto bersama ibu-ibu Desa Batu Putih Mulai dari lingkup terkecil rumah tangga, melalui kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah organik diharapkan masyarakat semakin bijak dan sadar akan pentingnya mengelola sampah. Selain itu, melalui pelatihan pengelolaan sampah organik dengan LOSIDA, diharapkan masyarakat khususnya ibu rumah tangga dapat mengelola sampah-sampah organik terlebih sampah sisa dapur dengan bijak dan dapat mengurangi timbulan sampah yang ada. Kompos yang dihasilkan dari LOSIDA diharapkan pula dapat dioptimalkan lagi agar memiliki nilai jual. (AN)

Editor:NZ