TERAMEDIA.ID,KOTA KENDARI- Agen travel umroh Smarthajj membantah kabar bahwa mereka melakukan penelantaran terhadap jemaah umroh. Hal itu disampaikan saat ditemui wartawan, di salah satu cafe di Kota Kendari, Minggu (16/2/2025).
Perwakilan Smarthajj, Juleo Adi Pradana, menjelaskan agen travel yang dijalankan oleh pihaknya merupakan agen Duta Putra Delima yang sudah sesuai dengan prosedur, serta diatur oleh Kementerian Agama (Kemenag).
“Jadi kalau dibilang keberangkatan kami ilegal itu tidak benar karena kami resmi, menggunakan Siskopatu yang dikeluarkan oleh Kemenag,” tegasnya.
“Kami berangkat sesuai dengan legalitas Duta Putra Delima. Kemudian secara visa kami juga menggunakan visa yang resmi, yakni visa umrah, bukan visa ziarah,” ia menambahkan.
Selain itu pihaknya juga membantah adanya tudingan penyediaan tiket palsu. Dikatakannya bahwa tiket dibeli dari vendor secara resmi dan bukti pembayaran sudah disertakan dalam invoice.
“Kita sudah melakukan pembayaran secara lunas, ada invoicenya terlampir dari jumlah pembayarannya hingga jadwal keberangkatan, mulai dari tiket pergi sampai dengan tiket kepulangan,” jelasnya.
Kronologi Keberangkatan dan Kendala di Perjalanan:
Juleo menjelaskan, seharusnya jemaah berangkat pada 22 Januari 2025 dari Makassar dengan rute Makassar–Kuala Lumpur–Jeddah dan kembali dengan rute yang sama.
Namun, pihak vendor tiket tidak menyediakan tiket domestik yang seharusnya menggunakan Batik Air, serta baru menginformasikan kendala ini enam hari sebelum keberangkatan.
Yang pada akhirnya berakibat travel Smarthajj harus mengatur ulang rute perjalanan melalui Jakarta–Singapura–Jeddah.
“Jamaah berangkat, namun sempat tertahan beberapa hari di Bangkok karena menunggu tiket dari vendor. Saat kepulangan pun, tiket kami belum tersedia,” tuturnya.
“Pada 2 Februari, sekitar 60 tiket keluar dengan rute Jeddah–Manila–Malaysia–Jakarta. Namun, saat tiba di Manila, tiket Manila–Malaysia belum rilis, sehingga jemaah tertahan di imigrasi,” sambungnya.
Bahkan ia baru mengetahui bahwa, tiket yang akhirnya dikirim oleh vendor ternyata tiket palsu. Hal ini baru diketahui setelah jemaah keluar dari imigrasi dan mendapati nama mereka tidak tercantum di manifest penerbangan.
Dirinya menegaskan, travelnya tidak pernah berniat mencelakakan jemaah dan menuding vendor tiket PT. Baruna Java Celebes, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kejadian ini.
Penanganan Jemaah dan Kasus Kematian Salah Satu Jemaah:
Terkait meninggalnya salah satu jemaah saat perjalanan pulang, Smarthajj menegaskan bahwa pihaknya telah memberikan bantuan maksimal dan membantu memulahkan jenazah ke tanah air.
Kronologi sebelum meninggal, jamaah sudah terbang dari Filipina. Ketika mendarat di Malaysia, saat berdiri dari kursi, ia terjatuh dan tidak sadarkan diri.
“Kami langsung mengirimkan orang dari Jakarta yang memahami proses pengurusan jenazah dan berkoordinasi dengan keluarga. Alhamdulillah, jenazah bisa dipulangkan ke Indonesia sampai di Baubau dengan seluruh biaya ditanggung pihak travel,” ujarnya.
Pernyataan ini diperkuat oleh Sanusi (68), salah satu jemaah umroh yang mengalami langsung insiden keterlambatan tiket di Manila.
“Kami tiba di Manila menunggu tiket lanjutan, paspor kami dikumpulkan dan tertahan sekitar 29 jam. Pada akhirnya, saat ada tiket, kami berangkat ke Malaysia. Teman saya, almarhum, ketika pesawat tiba, berdiri dan langsung jatuh tidak sadarkan diri. Dari pihak travel langsung membantu. Waktu itu juga ada dari pihak KBRI yang turut membantu kami,” ungkapnya.
Sanusi menegaskan bahwa dirinya tidak merasa ditelantarkan oleh pihak travel, meskipun ada keterlambatan tiket.
“Memang perjalanan agak jauh karena pindah-pindah pesawat, tapi tetap kami dijamin oleh pihak travel. Cuma di Manila ada sedikit keramaian karena keterlambatan tiket. Pada intinya, pihak travel tidak lepas tangan,” tambahnya.
Sementara itu, Rolin Jumain, jemaah umroh lainnya, menjelaskan mengenai meninggalnya salah satu jemaah di Makkah.
“Pas mau umroh ketiga, almarhum ini meninggal di klinik, dibantu oleh pihak travel dan mutoif. Kami ambil jenazahnya, disalatkan di Masjidil Haram, dan dimakamkan di sana,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa almarhum memiliki riwayat penyakit stroke, dan perjalanan umroh ini juga dimaksudkan sebagai upaya spiritual untuk kesembuhannya.
Smarthajj Akan Tempuh Jalur Hukum:
Kata Juleo, pihaknya telah melayangkan somasi kepada vendor tiket dan akan membawa kasus ini ke Polda Sulawesi Tenggara.
“Kami sangat dirugikan oleh pihak vendor tiket. Jemaah yang niatnya beribadah dengan khusyuk justru harus mengalami kelelahan dan emosi akibat masalah ini,” bebernya.
Pihaknya sudah mengirimkan somasi kedua kepada pihak vendor tiket. Dimana pada Senin, 17 Februari 2025 akan lanjutkan ke Polda untuk laporan Kepolisian.
Ia menegaskan bahwa Smarthajj tidak menelantarkan jemaah dan tetap bertanggung jawab hingga para jemaah kembali ke Indonesia dengan selamat.
“Kami tidak menelantarkan, karena tetap bertanggung jawab. Sampai saat ini kami telah mencoba komunikasi dengan influencer yang bersangkutan, tapi apa yang dibicarakan oleh beliau adalah haknya sebagai seorang jemaah yang berkeluh kesah. Saya rasa masih wajar, walaupun jadi ramai seperti ini,” katanya.
Juleo juga memastikan bahwa seluruh jemaah telah mendapat pendampingan yang memadai selama perjalanan, dengan tiga tour leader yang menemani kelompok di Filipina dan Jeddah.
Ia sendiri menjadi orang terakhir yang kembali dari Jeddah untuk memastikan semua jemaah pulang dengan selamat.
“Terkait laporan di Polda Sultra, pastinya kita tidak akan lari dari proses hukum yang ada. Kami akan tetap mengikuti proses ini sampai tuntas,” pungkasnya.*(NV)
Editor:NZ