NewsMetro

Pemerintah Kota Kendari Terapkan Sistem Kebersihan Baru Mulai 2026, Terinspirasi dari Desa Terbersih di Dunia

×

Pemerintah Kota Kendari Terapkan Sistem Kebersihan Baru Mulai 2026, Terinspirasi dari Desa Terbersih di Dunia

Share this article

TERAMEDIA.ID, KENDARI — Pemerintah Kota Kendari mengambil langkah besar dalam pembenahan tata kelola kebersihan dengan menerapkan sistem baru yang lebih efisien dan partisipatif mulai tahun 2026. Kebijakan ini merupakan hasil Rapat Koordinasi Rencana Perlimpahan Tugas Pengelolaan Persampahan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) ke Kecamatan se-Kota Kendari, yang digelar di Aula Kantor Wali Kota Kendari.

Wali Kota Kendari menjelaskan bahwa rapat koordinasi tersebut dilaksanakan untuk menindaklanjuti hasil kunjungan kerja dan studi tiru Pemerintah Kota Kendari bersama para camat serta OPD teknis ke Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali desa yang telah dinobatkan sebagai salah satu desa terbersih di Indonesia bahkan di dunia.

“Tujuan kita berkumpul hari ini adalah untuk menindaklanjuti hasil studi tiru yang telah dilakukan. Kami ingin segera mengimplementasikan sistem kebersihan yang akan ditangani langsung oleh kecamatan dan kelurahan” jelas Wali Kota.

Beliau mengatakan bahwa untuk tahap awal, pemerintah akan menunjuk satu kelurahan di setiap kecamatan sebagai pilot project penerapan sistem tersebut “Tidak semua langsung kita terapkan serentak. Kita mulai dari satu kelurahan per kecamatan sebagai contoh. Dari sana kita bisa evaluasi dan sempurnakan sebelum diberlakukan secara menyeluruh pada tahun 2026” terangnya.

Wali Kota menjelaskan bahwa sistem baru ini dirancang agar pengelolaan sampah dilakukan lebih dekat dengan masyarakat. Setiap petugas kebersihan akan menjemput sampah langsung dari rumah-rumah warga, sehingga masyarakat tidak perlu lagi membuang sampah ke TPS “Masyarakat tidak perlu keluar rumah untuk membuang sampah. Petugas kita yang akan datang mengambilnya langsung di rumah” ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga akan mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah. Sampah akan dibedakan menjadi tiga jenis: organik, anorganik, dan B3 “Melalui sistem ini, masyarakat juga kita ajarkan cara memilah sampah. Jadi mereka ikut terlibat aktif menjaga kebersihan sekaligus memahami nilai ekonominya” kata Wali Kota.

Wali Kota Kendari juga menuturkan bahwa sistem yang diterapkan di Desa Penglipuran menjadi inspirasi utama dalam membangun model pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat. Di desa tersebut, setiap rumah menyiapkan wadah terpisah untuk tiga jenis sampah, dan semuanya diambil langsung oleh petugas dari desa tanpa adanya TPS. Sampah yang bernilai ekonomis kemudian dikumpulkan dan ditimbang di bank sampah, sementara sampah organik dimanfaatkan untuk membuat kompos.

“Di sana tidak ada TPS. Semua rumah sudah memilah sampahnya dan petugas desa menjemput langsung. Bahkan mereka memiliki bank sampah yang menampung sampah bernilai ekonomi. Hasilnya masuk ke tabungan masing-masing warga” jelasnya.

Selain pengelolaan sampah, Wali Kota juga menyoroti sistem inovasi ekonomi sirkular yang diterapkan di Bali. Setiap keluarga di Desa Penglipuran membayar iuran sampah sebesar Rp10.000 per bulan, dan bahkan ada sistem arisan sampah yang dikelola bersama oleh warga “Mereka kompak, disiplin, dan saling mengingatkan. Ada sanksi bagi yang tidak berpartisipasi. Itulah yang membuat daerah mereka bersih dan tertata” ungkap Wali Kota.

Beliau juga menegaskan bahwa keberhasilan sistem baru ini di Kendari akan bergantung pada kolaborasi semua pihak, mulai dari kecamatan, kelurahan, hingga masyarakat. Pemerintah akan mendorong keterlibatan aktif tokoh masyarakat dan kelompok adat untuk memperkuat pendekatan sosial di lapangan “Kalau camat atau lurah kesulitan di birokrasi formal, bisa melibatkan tokoh masyarakat atau lembaga adat. Kita ingin pemerintahan yang inklusif, yang melibatkan semua unsur” tegasnya.

Melalui sistem ini, Pemerintah Kota Kendari juga akan memperkuat kerja sama dengan dunia usaha dan lembaga keuangan melalui program CSR, untuk membantu penyediaan sarana, fasilitas kebersihan, dan pengembangan edukasi masyarakat.

“Kita ingin membangun sistem yang bukan hanya bersih secara fisik, tetapi juga memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat. Sampah bisa menjadi sumber pendapatan baru jika dikelola dengan benar” tutupnya.

Dengan kebijakan baru ini, Kota Kendari menargetkan terwujudnya tata kelola kebersihan yang modern, mandiri, dan berkelanjutan, serta mendorong terciptanya budaya masyarakat yang sadar kebersihan dan peduli lingkungan mulai dari rumah sendiri.*(MW)

editor:DN