TERAMEDIA.ID, BUTENG – Buton Tengah merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Buton yang disahkan pada pertengahan tahun 2014.
Kabupaten tersebut memiliki potensi destinasi pantai dan gua yang indah serta ekonomi kreatif Tenunan. Salah satunya Tenunan asal kelurahan Lakorua Kecamatan Mawasangka Tengah dengan Brand Nira Lakoo yang kini telah meramaikan pasar Nasional.
Karya tenunan ini dikerjakan oleh pengrajin tenun dengan menggunakan mesin semi moderen. Dari pantauan awak media Teramedia.id, mayoritas penenun adalah wanita. Mereka bekerjasama menghasilkan karya terbaik yang nantinya akan dipasarkan hingga manca negara.
Tenunan Brand Nira Lakoo merupakan milik salah seorang warga Kelurahan Lakorua Kecamatan Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah (Buteng) bernama Kamusi. Melestarikan adat dan Budaya daerahnya menjadi tujuan dirinya terjun ke dunia Ekraf kriya Tenunan.
“Alasan terjun ke Ekraf karena untuk melestarikan Adat dan Budaya orang tua dulu yang masih terjaga hingga saat ini. Kemudian untuk mengaktualisasikan diri dengan berbagai ide, gagasan serta berfikir kreatif untuk menghasilkan solusi yang unik dan baru untuk menghadapi masalah kedepannya,” bebernya, Kamis (13/6/2024).
Kamusi mengklaim prodaknya dapat bersaing di industri moderen. Pasalnya ia senantiasa mengkreasikan pola-pola tenunan lebih moderen tanpa meninggalkan kulturnya.
Beberapa motif tenunannya menggambarkan ikon khas kabupaten Buteng dengan julukan negeri 100 Goa dan itu diaplikasikan ke dalam karyanya, bahkan ada juga bentuk motif kapal yang mencerminkan Buteng sebagai daerah pesisir.
Tak hanya itu, untuk pewarnaan benang tenunan dilakukan dengan cara manual menggunakan bahan alam seperti kulit kayu Bakau dan Sapa.
“Salah satu contoh motif gua dan laut. Ini adalah tentang keindahan yang ada di Buton Tengah. Kami disini selalu membuat motif terbaru dengan kualitas terbaik sehingga dapat bersaing dengan kain tenun di daerah lain,” ujarnya
“Perendamannya selama dua jam, untuk mendapatkan warna yang berbeda, benang katun yang direndam di air kayu, dapat direndam kembali di air deterjen, cuka dan kapur,” jelasnya.
Karya tenunan Nira Lakoo telah meramaikan pameran skala Daerah, nasional dan Internasional. Salah satunya fashion show di Amerika Serikat.
“Kami pernah mengikutsertakan karya kami dalam ajang fashion show di Amerika Serikat. Sering juga kami mengikuti pameran seperti Kriya Nusa Buteng, Pameran KKI, pameran fashion syariah oleh Bank Indonesia. Lewat itu kami dapat memasarkan prodak kami dan dapat membagikan kontak person ditiap pengunjung yang datang,” terangnya.
Dibalik brand Nira Lakoo masuk pasar Nasional, ada cerita menarik dibalik perjalanannya. Merintis usaha pasca lulus kuliah di tahun 2017 disalah satu Perguruan tinggi kota Ambon ini, memasarkan tenunan dengan berbagai ragam suka dan duka.
Ia menceritakan perjalanannya pada awak Tetamedia.id, di kediamannnya di Kelurahan Lakorua Kecamatan Mawasangka Tengah ini memulai usahanya dengan berbagai rintangan. Mulai dari permodalan, peralatan bahkan persaingan brand tenunan dengan daerah lain.
“Tantangannya seperti persaingan dengan hasil tenunan daerah lain, terlebih awal saya memulai merintis dimodali orang tua sebesar 5 juta,” ceritanya.
Dari modal itu ia membeli prodak tenunan di kelurahannya dan memasarkannya. Kini ia memiliki rumah produksi sendiri hasil dari kerjasama dengan dinas perindustrian dan perdagangan kab. Buton tengah dan dapat menghasilkan tenunan sebanyak 400-500 lembar perbulannya.
“Alhamdulillah jika dari 400 dapat laku 100 sampai 200 lembar dapat menghasilkan omset 10 sampai 15 juta rupiah,” bebernya.
Sepanjang perjalanan, silih beganti ujian mendatanginya, namun tidak mengendurkan semangatnya dalam mengembangkan tenunan khas Buteng. Melalui itu Kamusi memiliki mimpi untuk menjadi pengusaha sukses yang mengangkat kearifan lokal Buton Tengah.
“Semoga saya dapat menjadi pengusaha sukses, yang bisa bermanfaat bagi masyarakat, keluarga. Kedua mudah-mudahan penenun di Buton Tengah bisa lebih maju, berkembang dan bisa memberikan hasil tenun yang berkualitas dengan motif terbaru,” Harapnya. (ST).
editor:DN