TERAMEDIA.ID,KOTA KENDARI- Baterai Mata atau Meriam merupakan salah satu bukti peninggalan Jepang yang masih berdiri kokoh di Kelurahan Mata, Kecamatan Kendari, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Baterai ini merupakan bagian dari pertahanan pasukan Jepang yang dilengkapi dengan meriam dan mortir yang digunakan untuk melindungi wilayahnya dari musuh yang melintas di Teluk Kendari.
Menurut keterangan sejarah yang tertulis di Baterai Mata menjelaskan, Baterai ini dibangun pada tahun 1942-1943 pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. Sebelumnya meriam ini merupakan milik Belanda yang dialih fungsikan oleh Jepang.
Dimana pada saat itu dibawah pemerintahan Jepang dipimpin oleh Kaisar Hirohito. Hirohito sendiri dikenal dengan julukan “Tenno Heika” yang berarti “Yang Mulia Kaisar”.
Bangunan baterai yang berdiri di atas bukit menghadap ke Laut Banda, dibangun dengan konstruksi bangunan terbuat dari beton, dengan ukuran panjang 5,7 M, Lebar 5,5 M, dan ketebalan 52 Cm.
Sedangkan tinggi atapnya yaitu 2 meter berbahan beton yang berfungsi sebagai pelindung, memiliki tinggi 5 meter untuk memantau lalu lintas kapal disekitarnya.
Pada sudut kiri, tengah dan kanan bagian dalam terdapat lubang yang menghubungkan antara Baterai dengan terowongan persembunyian.
Sementara lubang bagian kiri menghubungkan ke Perken yang sekarang menjadi Pertamina, sementara lubang bagian kanan masih belum diketahui mengarah ke arah mana. Selanjutnya lubang tengah menghubungkan ke asrama Jepang yang sekarang menjadi rumah penduduk.
Pada bagian Meriam otomatis kaliber memiliki ukuran 3 Inchi ini memiliki panjang laras 4.2 M, serta bagian lingkarnya berukuran 45 Cm.
Bagian belakangnya terdapat beberapa tulisan yang mengindikasikan sebagai spesifikasi mesin. Lebih dari itu, terdapat juga tulisan angka tahun yakni 1918 dan 1939, yang diindikasikan sebagai tahun produksi mesin merian ini.
Salah seorang pengunjung, April mengaku takjub dengan struktur bangunan meriam yang masih berdiri kokoh walaupun usianya telah puluhan tahun.
“Kelihatannya masih terawat, apa lagi bangunannya langsung menghadap laut, sudah pasti meriamnya jadi senjata yang punya nilai penting untuk Jepang waktu itu” kata Apil, Sabtu (6/7/2024). (NV)