NewsDaerahPariwisata

Patut di Contoh, Dengan Segala Keterbatasan Desa Wisata Namu Ukir Sejarah Baru Pariwisata Nasional

×

Patut di Contoh, Dengan Segala Keterbatasan Desa Wisata Namu Ukir Sejarah Baru Pariwisata Nasional

Share this article
Foto : TIm Juri Diskusi dengan konsep santai bersama pengelola desa wisata namu

TERAMEDIA.ID, KONAWE SELATAN – Usai meraih prestasi 15 Desa Wisata Terbaik dalam Ajang Wonderful Indonesia Award (WIA )  2025 Kemetrian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia, akhirnya Desa Wisata Namu tiba pada tahapan akhir vistiasi lapangan tim juri.

Visitasi ini sebagai bagian pembuktian lapangan atas semua jawaban dan dokumen yang telah di submit oleh Pengelola Desa Wisata Namu dalam tahap assesment WIA 2025. Visitasi Juri WIA 2025 kali ini konsepnya berbeda, dimana para juri memposisikan diri sebagai wisatawan, berbaur dengan suasana yang seperti apa adanya, selain melakukan pembuktian lapangan dan pembuktian dokumen, para juri lebih banyak menghabiskan waktu berdiskusi, sharing sembari mengunjungi spot-spot yang menjadi paket wisata di desa namu, dan seluruhnya tidak menggunakan sistem acara bernuansa ceremonial apalagi ke protokoleran pemerintah seperti halnya menyambut tamu-tamu yang sering dilakukan di daerah ini.

default

Kali ini tim juri WIA 2025 yang turun langsung di Desa Wisata Namu adalah Bapak Ary Suhandi dari Kementrian Pariwisata dan Bapak M. Husen Hutagalung dari Juri Eksternal.

Dalam satu kesempatan Bersama Pemerintah Desa, Pokdarwis hingga pengelola desa wisata namu para tim juri mengungkapkan bahwa Desa Wisata Namu saat ini mampu bergerak dengan kekuatan potensi yang ada meski beberapa program memang butuh waktu untuk melihat dampaknya bagi wisatawan maupun masyarakat desa sendiri.

Ary Suhandi di sela-sela diskusi mengungkapkan bahwa kekuatan dimasyarakat tentang sadar wisata sudah terlihat, Desa Namu jangan terlalu larut dalam keadaan yang penuh keterbatasan, potensinya luar biasa jika serius dan konsisten.

“ Terlepas dari kekurangan yang dirasakan seperti akses, jaringan telekomunikasi, buktinya wisatawan masih mau datang terus kenamu. Artinya potensinya kuat tinggal bagaimana ini semua ada dalam 1 maindset yang kuat. Tugas Pengelola, Pokdarwis hingga pemerintah yang sudah satu suara ini, untuk terus memberikan pemahaman, penguatan dan merubah cara pandang yang lebih terarah tentang maksud dan tujuan desa wisata itu sendiri, bagi kami potensi yang ada saat ini luar biasa. Dan menurut kami masih banyak peluang pengembangan di desa ini, apalagi sudah menyuarakan bagian dari kawasan konservasi. Kami merasakan betul kok suasana desa wisata di sini. Polesannya dikit lagi aja, asal tetap kompak, tetap semangat, kami yakin program-program namu kedepan bisa lebi terlihat dan inovatif “ ungkap Ary ( 24/10/2025 )

Sementara itu M.Husen Hutagalung juga sesekali memberikan komentar di berbagai kesempatan diskusinya selama berada di desa wisata namu.

“ iya benar bahwa persoalan akses transportasi selalu menjadi pikiran yang belum tuntas disini, ditambah akses komunikasi yang juga belum maksimal, tapi dari itu semua potensi alam disini akan menjadi kekuatan yang luar biasa. Dengan kondisi kerterbatasan yang ada, Sebenarnya Desa Namu saat ini sudah membuktikan sendri kok, bahwa tetap percaya diri membangun desa wisatanya. Desa namu harus bangga, tidak semua tempat memiliki alam seperti ini. Keramah Tamahan masyarakat seperti ini. Apalagi sudah punya tagline berbasis lingkungan dan konservasi, itu berat loh, tapi semengat masyarakat disini untuk menuju kesitu artinya sudah siap untuk berporses. Tinggal bagaimana desa ini bangga dulu dengan apa yang dimiliki, dan kami liat selama 2 hari ini masih banyak yang bisa dikembangkan kok, makanya saya yakin kedepan Desa Wisata Namu akan lebih mempesona, sy percaya itu. Pantai banyak, gunung itu banyak, hutan itu banyak , air terjun itu banyak di wilayah lain di Indonesia, tapi atmosfer kehidupan desa wisata disini susah ditemuin di daerah lain.” Ujar Husen.

Selama dua hari berada di desa wisata namu, tim juri WIA 2025 hanya berpesan, Desa Wisata Namu harus terus bergerak konsisten. Keterbatasan yang dimiliki jangan membuat redup semengat untuk berinovasi, konsisten dan komitmen dalam satu cara berpikir kepariwisataan yang sama semua pihak yang ada di desa.

Desa Wisata Namu, satu satunya perwakilan sultra dan sekaligus Sulawesi yang mampu menembus 15 Desa Wisata Terbaik Nasional, dan WIA kali ini untuk pertama kalinya di gelar oleh Kementrian Pariwisata dalam hal konsep program yang sedikit berbeda  dengan program sebelumnya bernama Anugerah Desa Wisata Indonesia. Sehingga Desa Wisata Namu menjadi Desa Wisata Pertama di Sultra yang mengukir sejarah di ajang WIA.

Selanjutnya Desa Wisata Namu tinggal menunggu keputusan hasil visitasi atau tahapan akhir WIA 2025, yaitu hari pengunguman atau awarding Desa Wisata terbaik WIA, yang direncanakan akan digelar awal Desember 2025 di Jakarta. (*)