TERAMEDIA.ID, KENDARI – Suasana Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) Nasional XXVII 2025 di Kota Kendari Sulawesi Tenggara berubah menjadi lebih semarak dan hidup dengan kehadiran pameran internasional seni kaligrafi Islam yang digelar di UPTD Museum dan Taman Budaya Sulawesi Tenggara. Salah satu sorotan utama dalam pameran ini adalah kehadiran Zhohiruddin, seorang pelukis kaligrafi asal Jakarta yang juga merupakan bagian dari tim seniman lintas negara yang membawa karya-karya dari berbagai penjuru dunia.
Tidak sekadar memamerkan lukisan kaligrafi yang telah selesai, Zhohiruddin justru memilih pendekatan berbeda dengan melukis secara langsung di tempat pameran. Aksi ini menarik perhatian banyak pengunjung yang penasaran menyaksikan langsung bagaimana sebuah karya kaligrafi dilahirkan melalui tangan seniman. Dengan alat dan media lukis yang ia bawa sendiri, Zhohiruddin dengan luwes mengguratkan huruf-huruf Arab penuh makna di atas kanvas, menghadirkan keindahan estetika dan spiritualitas dalam satu bingkai.
Dalam wawancaranya, Zhohiruddin mengungkapkan bahwa melukis langsung di lokasi pameran bukan hanya menjadi bentuk interaksi langsung dengan pengunjung, tetapi juga menjadi strategi pemasaran yang cukup efektif. Menurutnya, dengan cara ini, masyarakat dapat lebih mengapresiasi proses kreatif dan teknik yang digunakan dalam menciptakan karya kaligrafi Islam.
“Dengan melukis langsung di lokasi ini menjadi strategi pemasaran yang menarik dan juga penonton bisa menyaksikan secara nyata proses melukis kaligrafinya,” ujarnya.
Kehadiran Zhohiruddin dan aktivitas live painting-nya memberikan warna tersendiri dalam rangkaian kegiatan STQH XXVII 2025 di Kendari. Tak hanya menjadi tontonan, proses ini juga menjadi sarana edukasi visual bagi para pengunjung, khususnya generasi muda, untuk lebih mengenal seni kaligrafi sebagai bagian dari kekayaan budaya Islam.
Pameran kaligrafi ini menampilkan beragam karya dengan gaya dan karakteristik berbeda, mencerminkan beragam tradisi seni Islam dari berbagai negara. Dari gaya kufi yang tegas hingga naskhi yang anggun, setiap karya menyimpan makna mendalam yang merefleksikan nilai-nilai spiritual dan keindahan estetika.
Zhohiruddin berharap, kegiatan seperti ini bisa terus diadakan di masa mendatang, tidak hanya di Kendari, tetapi juga di daerah lain di Indonesia. Menurutnya, pameran seni seperti ini sangat penting dalam memperkenalkan dan melestarikan seni kaligrafi kepada masyarakat luas.
“Semoga ke depannya kegiatan ini bisa kembali digelar, dan dengan adanya pameran seni kaligrafi seperti ini, masyarakat bisa terinspirasi dari karya-karya yang ditampilkan,” harapnya.
Dengan pameran kaligrafi yang hidup dan interaktif ini, STQH XXVII 2025 tidak hanya menjadi ajang seleksi tilawatil Qur’an dan Hadits, tetapi juga menjadi ruang bagi seni dan budaya Islam untuk berkembang dan diapresiasi lebih luas oleh masyarakat.(MB)
Editor:DN