TERAMEDIA.ID,KOTA KENDARI- Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran menyerahkan paket sembako kepada masyarakat terdampak banjir di tiga Kelurahan di Kota Kendari.
Total paket yang diserahkan berjumlah 316 terdiri dari beras, telur, minyak goreng, mie instan dan ikan kaleng.
Adapun tiga Kelurahan terdampak banjir yang menerima bantuan sembako yaitu Kelurahan Pondambea sebanyak 97 , Kelurahan Kadia 77, dan Kelurahan Wua-wua 142.
Berkaca dari masalah banjir, Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengambil langkah dengan menyusun perencanaan penanganan banjir.
Hal itu disampaikan Siska saat menyerahkan sebanyak 142 paket sembako, di Kantor Kelurahan Wua-Wua, Rabu (26/3/2025).
“Kami Pemerintah merasakan apa yang dirasakan masyarakat, terutama kalau datang banjir pas hujan deras, masyarakat pasti tidak tenang,” ucap Siska.
Siska optimis, bahwa penanganan banjir di Kota Kendari segera teratasi dengan pola penanganan yang sebentar lagi akan dilaksanakan.
Disamping itu mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam upaya mencegah banjir, dengan tidak membuang sampah di sungai.
“Sementara untuk normalisasi sungai, kami lagi susun formulasi apa, apakah normalisasi atau pembangunan infrastruktur yang baru,”jelasnya.
Camat Wua-wua, Zulqaidah Taridala mendukung langkah dari Wali Kota Kendari dalam penanganan banjir secara umun di Kota Kendari.
“Sekarang masih diformulasikan strategi apa yang paling tepat sebenarnya, mungkin normalisasi sungai, kolam retensi, penanganan drainase dan satunya penanganan sampah,” ujar Zulqaidah.
Zulqaidah menyebut, normalisasi sungai merupakan salah satu upaya yang memberikan dampak positif terhadap masalah banjir dirasakan oleh masyarakat di wilayahnya.
Lebih lanjut Zuqaidah menyadari, banjir tidak hanya datang dari masalah sampah, melainkan adanya pembangunan perumahan di Kota Kendari yang kian tumbuh subur.
“Sehingga resapan-resapan air banyak yang tertutup oleh sedimen-sedimen, akhirnya air meluap kemana-mana,” kata Zulqaidah.
Bahkan pihaknya melihat, terdapat perumahan yang berada di dekat wilayahnya melanggar aturan, yang mana dinilai menjadi salah satu alasan banjir.
“Tapikan kami tidak punya kapasitas, jadi kami hanya memberikan masukan-masukan kepada pengembang yang tidak menaati aturan,” beber Zulqaidah.
Sementara, Lurah Wua-wua, Bastian Tayep menjelaskan ada beberapa titik yang menjadi langganan banjir di wilayahnya. Antara lain Jalan Tunggala, Jalan Chairil Anwar, hingga Jalan Haeba.
Masyarakat yang terdampak banjir di wilayahnya menurun dari tahun sebelumnya, jika ditahun lalu ada 230 kepala keluarga, sedangkan ditahun ini hanya 142.
Bastian menilai hal itu karena adanya upaya normalisasi yang dilakukan sepanjang kurang lebih 800 meter di sungai Baito. (ADV-NV)
Editor:NZ