TERAMEDIA.ID, KOTA KENDARI – Level Tertinggi Program Event Nusantara oleh Kementrian Pariwisata yang disebut Kharisma Event Nusantara (KEN) 2023 baru saja di luncurkan oleh Menteri Pariwisata Republik Indonesia Sandiaga Uno pada 28 Januari 2023.
Diketahui dari peluncuran ini tercatat 2 Event dari Sulawesi Tenggara masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2023 kali ini.
Seiring dengan hal tersebut salah satu pemerhati pariwisata Sultra yang juga seorang Jurnalis di Kota Kendari Ahmad Nizar saat dijumpai memberi tanggapan terkait KEN ini sendiri.
” kita patut bersyukur karena tahun ini Sultra meloloskan 2 event daerah masuk KEN 2023. Ini bukan langkah mudah, tentu dibalik itu semua perlu diapresiasi kerja-kerja dinas pariwisata kabupaten dan Provinsi serta konseptor, penyelenggara dan pengisi acara event yang berkolaborasi sehingga sultra masih bisa mengambil bagian dari sekitar 291 Event usulan dinas pariwisata se-indonesia dan masuk 110 event dan budaya unggulan. Mengapa saya katakan tidak mudah untuk masuk KEN karena khusus tahun ini sepengetahuan saya Kurasi berdasarkan Seleksi Administrasi, Konsep, dan Wawancara, berbeda ditahun sebelumnya dilakukan seleksi Bidang Pariwisata dan Ekraf, Bidang Inovasi dan Kreativitas, Bidang Manajemen Event, Bidang Strategi Komunikasi, serta Bidang Pengembangan Bisnis dan Pemasaran. ” ungkap ino sapaan akrabnya.
Lebih lanjut ino mengungkapkan, disisi lain kita harus sadar bahwa Sultra ini bukan hanya 1 atau 2 event setiap tahunnya diselenggarakan oleh kabupaten/kota maupun provinsi namun puluhan Event digelar. Tapi kenapa hanya 2 event yang berhasil lolos KEN 2023.
Beliau juga mempertanyakan mengapa kabupaten/kota yang belum berhasil tembus KEN tidak menjalankan prinsip kurasi event versi kementrian pariwisata, meski beberapa kali Bimbingan Tekhnis kurasi event sudah diselenggarakan baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Namun yang terjadi dilapangan adalah event berjalan asal ramai, dan megah tanpa melihat unsur nilai kepariwisataannya terjadi atau tidak. Atau mungkin memang di beberapa event tidak mengarah kepada tujuan ingin masuk KEN hanya sekedar ceremonial untuk hiburan warga sekitar semata.
Padahal menurut ino yang diharapkan dalam sebuah event kepariwisataan bagaimana perputaran ekonomi dari luar wilayah kegiatan bisa masuk ke wilayah tersebut bukan hanya berputar diwilayah itu saja dari dan untuk mereka. Kemudian bagaimana tingkat hunian sehingga pergerakan penyedia penginapan bisa terasa, dan pastai berimbas pada destinasi yang ada disekitar wilayah event. Kita bisa bayangkan kalau yang datang ke sebuah event itu adalah orang dari luar wilayah event, perputaran ekonomi bukan hanya terjadi pada saat acara berlangsung, tapi kehidupan mereka selama di wilayah tersebut tentu akan menggerakkan ekonomi wilayah penyelenggara acara.
” kalau cuma event yang hanya di ramaikan masyarakat lokal, kan paling eventnya malam, nah pagi sampai siang mereka hidup dirumah masing-masing, Tapi kalau wisatawan yang berkunjung pasti cari warung makan jika event belum berlangsung malam harinya, kemudian cari jajajan dan sebagainya. Intinya berbedalah kalau event itu dikemas baik dengan mampu menggaet kunjungan wisatawan dan event yang memang tujuannya hanya mau menghibur masyarakat lokal atau tamu khusus. Ini semua kan kembali ke pemilik anggaran dan penyelenggara event itu tujuannya untuk apa apakah untuk menembus KEN atau hanya sekedar event menghibur dan meramaikan warga. Kita berharap kedepan hadir lagi event-event disultra yang berhasil masuk KEN karena event KEN tidak harus mewah dan mahal pembiayaan selama dia unik, memiliki kekuatan story telling, serta mampu dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan maka wistawan pun akan melirik untuk mementukan waktu kunjungan mereka di event tersebut. Tidak peduli mau wisatawan domestik ataupun manca negara yang jelas ada perputaran ekonomi yang bersumber dari luar wilayah penyelenggara event itu sendiri, bukan hanya beputar dari dan untuk warga diwilayah yang sama.” Lanjut ino.
Ditarik kesimpulan bahwa semua kembali ke perencanaan event apakah tujuannya untuk mengikuti standar KEN sebagai event kepariwisataan atau memang hanya untuk event meramaikan dan menghibur warga semata, demikian disimpulkan Ahmad Nizar yang juga salah satu Asesor Kepariwisataan dan Ketua Organisasi pariwisata di Sultra sekaligus trainer sejumah program Kepariwisataan sejak 2015 hingga saat ini.
Reporter : Novrianti