TERAMEDIA.ID, KOTA KENDARI – Dalam 3 hari penyelenggaraan sejak 23 hingga 25 Oktober 2024, Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo yang ke 15 menghadirkan berbagai produk dan inovasi menarik yang ditampilkan 278 Peserta dari seluruh indonesia.
Berikut Redaksi Teramedia.id mencoba menyajikan sejumlah produk atau inovasi menarik yang dihadirkan di KMI Expo 2024.
Produk Tisu Anti Boraks dan Sendok Ajib Sebagai Solusi Ramah Lingkungan
Mahasiswa Universitas Negeri Medan terus berinovasi dengan menghadirkan produk-produk berbasis teknologi dan lingkungan. Anissa Fadhilla dan Oldxa Anfani selaku Pemilik Stand menjelaskan ada Dua produk unggulan yang dikembangkan dalam Pengembangan Produk Mahasiswa Wirausaha (P2MW) Yaitu TIE_raks (Tisu Anti Boraks) dan Senji (Sendok Ajib).
TIE_raks sebuah usaha yang bergerak di bidang manufaktur dan teknologi terapan. Produk unggulan TIE_raks adalah tisu pendeteksi bahan tambahan pangan berbahaya, khususnya boraks. Produk ini menggunakan tiga varian indikator alam, yaitu buah naga, kunyit, dan ubi ungu. Tisu ini dapat mendeteksi keberadaan boraks pada makanan seperti bakso dan tahu. Dengan harga Rp20.000/pcs . TIE_raks menjadi solusi sederhana namun efektif dalam mengidentifikasi makanan yang mengandung boraks.
“Kalau untuk varian ubi ungu, kita dapat mengetahui kandungan boraks karena warnanya akan berubah menjadi hijau,” Ujar Anissa (24/10/2024).
Pemasaran TIE_raks dilakukan di sekitar kampus Medan serta melalui platform online seperti Instagram, TikTok, dan Shopee, menjadikannya mudah diakses oleh konsumen.
Sementara itu, Senji (sendok ajib), sebuah produk yang bertujuan mengurangi penggunaan sendok plastik yang berbahaya bagi lingkungan. “Senji” yang berarti jarang atau tidak seperti biasanya, hadir sebagai sendok yang bisa dimakan, menawarkan alternatif ramah lingkungan dengan dua varian rasa khas Indonesia, yaitu rasa klepon untuk makanan manis seperti es krim, dan rasa rendang untuk makanan gurih seperti bakso. Harga satu sendok dibanderol Rp3.000/pcs
“Usaha ini dimulai sejak tahun 2023. Sebelum P2MW, kami sudah membuat versi percobaan menggunakan tepung sorgum,” Ujar Oldxa
Produk ini diharapkan dapat mengurangi limbah plastik yang kerap kali dihasilkan dari pesanan makanan online, seperti layanan GrabFood.
Oldxa menambahkan bahwa sendok plastik umumnya langsung dibuang setelah digunakan, sehingga menambah jumlah sampah plastik. “Dengan produk ini, setelah dipakai sendoknya bisa dimakan, jadi tidak menambah sampah dan berkelanjutan.”
Senji telah sukses dipasarkan di beberapa event, termasuk di stand Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) UHO, di mana penjualan mencapai 70 pcs dan terus meningkat.
Inovasi dari Universitas Negeri Medan ini menunjukkan kontribusi nyata generasi muda dalam menciptakan produk yang tidak hanya bermanfaat, tetapi juga berkelanjutan dan ramah lingkungan. (M/WF)
Mahasiswa UHO Tampilkan Kukis Kabuto dalam KMI Expo 2024: Camilan Sehat Berbasis Tradisi
Sekelompok mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) di Sulawesi Tenggara telah menciptakan inovasi unik dengan meluncurkan Kukis Kabuto, produk camilan modern yang berbahan dasar makanan tradisional Kabuto. Kuliner khas Pulau Muna ini diolah menjadi kukis yang tidak hanya lezat tetapi juga kaya akan nilai kesehatan dan kekayaan lokal.
Kukis Kabuto diproduksi dengan cermat, bebas gluten, tanpa pengawet, dan kaya karbohidrat, menawarkan alternatif makanan yang sehat dan nikmat. Adillah, salah satu anggota tim pengembang Kukis Kabuto, menceritakan bahwa mereka berasal dari berbagai jurusan yang berbeda.
“Kabuto adalah makanan tradisional yang sangat dikenal di Sulawesi Tenggara, khususnya di Pulau Muna. Kami berpikir untuk mengolahnya menjadi camilan yang lebih modern dan mudah dinikmati, tetapi tetap mempertahankan aspek kesehatannya,” ungkap Adillah (24/10/2024).
Tim pengembang Kukis Kabuto terdiri dari empat mahasiswa dengan latar belakang pendidikan yang beragam, termasuk (Ilmu Komputer, Manajemen, Akuntansi, dan Gizi). Kolaborasi ini memadukan kemampuan teknologi, bisnis, dan nutrisi untuk menghasilkan produk yang menarik dari segi tampilan dan rasa, serta aman untuk dikonsumsi.
“Kami ingin menghadirkan Kukis Kabuto sebagai camilan yang sehat dan ramah untuk semua kalangan. Oleh karena itu, kami fokus pada penggunaan bahan-bahan bebas gluten dan tanpa pengawet, sambil tetap menjaga rasa yang lezat,” tambah Adillah.
Saat ini, Kukis Kabuto tersedia dalam tiga varian rasa, yakni original, pandan, dan cokelat. Ketiga varian ini dipilih untuk menawarkan pilihan rasa yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, dari penggemar rasa klasik hingga mereka yang mencari sensasi rasa yang lebih modern.
Sejak mulai dipasarkan pada bulan Juni, Kukis Kabuto telah mendapatkan sambutan positif. Produk ini sudah didistribusikan melalui tiga reseller di tiga kabupaten berbeda (Konawe Selatan, Muna, dan Muna Barat). Selain itu, produk ini juga dapat ditemukan di Toko Oleh-Oleh dan telah masuk ke galeri Bank Indonesia Sulawesi Tenggara.
“Dalam lima bulan, kami telah berhasil menjual 3.158 pcs, yang berasal dari berbagai reseller, toko oleh-oleh, dan pesanan langsung dari Bank Indonesia Sulawesi Tenggara,” ujar Adillah.
Dengan keberhasilan Kukis Kabuto yang semakin dikenal, tim ini berharap produk mereka tidak hanya berhenti di program Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI), tetapi juga dapat terus berkembang di masa depan. Adillah menyampaikan harapan besar timnya agar Kukis Kabuto dapat meraih KMI Award 2024 dan lebih dikenal oleh masyarakat, baik di Sulawesi maupun di luar daerah. (M/RM)
Efree Crayons, Pewarna Tulis yang Aman jika tak sengaja di Makan
Hampir semua orang saat menempuh pendidikan dari dasar hingga perguruan tinggi pernah menggunakan Crayon atau Pewarna tulis untuk menggambar. Namun terkadang saat orang sedang fokus atau serius menggambar, crayon yang digunakan tak sengaja di gigit atau di masukkan ke mulut. Hal ini tentu berpotensi bahaya bagi pengguna crayon.
Oleh karena itu dihadrikanlah invoasi Efree Crayons yang aman jika tak sengaja dimasukkan ke mulut pengguna. Efree Crayons merupakan invovasi yang di tawarkan oleh para mahasiswa Universitas Negeri Semarang, Efree Crayons. Produk ini merupakan edible crayons atau krayon yang aman ketika tanpa sengaja di konsumsi, memakai cangkang telur sebagai bahan dasar nya, ia juga menambahkan bahwa produk ini telah melalui uji laboratorium protein dan kalsium.
Produk yang telah ada sejak tahun 2023 ini merupakan alat pewarna (krayon) edibel pertama di indonesia dengan segmentasi pasar orang tua yang mempunyai anak 5-13 tahun, toko alat tulis hingga sekolah TK. Mahasiswa Universitas Negeri Semarang itu juga menyatakan bahwa produk ini awal nya berasal dari program PKM (Program Kewirausahaan Mahsiswa).
Motivasi utama dari pembuatan produk ini adalah lebih ramah lingkungan dan anak-anak dapat lebih aman ketika mewarnai melalui krayon. Eka Diyanti meluapkan harapannya “inovasi itu harus tetap ada karena adanya inovasi kita terus bertumbuh dan inovasi tersebut bisa kita gali dari lingkungan sekitar kita yang berpotensial di pasar”.(M/AS)
Editor:NZ