NewsEkonomi

Rakor Bersama Mendagri, Sultra Berhasil Turunkan Inflasi di Urutan Ke 7 Nasional

221
×

Rakor Bersama Mendagri, Sultra Berhasil Turunkan Inflasi di Urutan Ke 7 Nasional

Share this article

TERAMEDIA.ID, KENDARI – Pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara, berhasil menekan angka inflasi dan menduduki peringkat ke 7 Nasional. Hal itu diketahui saat rapat koordinasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Zoom Meeting, di Aula Rumah Jabatan Gubernur Sultra, Senin (6/11/2023)

Rakor secara virtual yang dilaksanakan Serentak di seluruh Indonesia itu dipimpin langsung oleh Mendagri RI, Tito Karnavian, dihadiri sejumlah pejabat diantaranya Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, serta semua Stekholder terkait pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Turut hadir dari Jajaran Permprov Sultra, Sekda Sultra, Kadis Perekonomian, Kadis Ketapang, Kadis Koperasi dan UMKM, Karo Pembangunan, Kadin, Perwakilan BPS, BI Sultra dan Karantina Pertanian Kendari serta Pejabat terkait.

Dalam arahannya, Mendagri Tito Karnavian menyampaikan, inflasi Oktober tahun 2023 secara tahun ke tahun mencapai 2,56 persen, inflasi bulan ke bulan 0,17 persen dan inflasi tahun kalender mencapai 1,80 persen serta penyumbang utamanya yakni transportasi, makanan dan minuman serta tembakau.

“Bapak Presiden juga menegaskan bahwa jika ada performa yang tidak bagus, kapan saja bisa diganti dengan Pj,” ungkap Tito Via Zoom Meeting.

Tito mengaku, sudah beberapa kali mengganti kepala daerah yang tak mampu menangani inflasi. Olehnya, dia meminta agar semua kepala daerah menaruh perhatian pada inflasi.

Sementara, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyampaikan, laju inflasi masih terkendali dalam sasaran namun kenaikan harga bahan pangan harus terus diwaspadai seperti beras, aneka cabai, dan gula pasir.

Sebab itu ia meminta kepada kepala daerah dan seluruh perangkat yang ikut dalam rapat koordinasi inflasi untuk betul-betul memikirkan solusi pada setiap rapat.

“Jadi jangan ngeliat data dapat setiap Senin, diberikan briefing oleh pak Mendagri tapi pulang terus blank nggak tahu harus ngapain,” lanjut dia.

Lebih lanjut Kemenkeu menggelontorkan Rp 340 miliar untuk 34 daerah penerima insentif fiskal periode ketiga. Anggaran sebesar Rp 340 miliar tersebut dengan alokasi tertinggi Rp 11,9 miliar dan terendah Rp 8,6 miliar.

Kucuran anggaran itu akan diberikan ke 34 daerah penerima insentif periode ketiga, terdiri dari 3 provinsi, 6 kota dan 25 kabupaten.

Selain itu, Sri Mulyani menyebut kondisi dunia saat ini penuh ketidakpastian global, seperti Amerika Serikat, Cina dan Eropa yang dalam situasi pengendalian ekonomi.

“Dengan demikian seluruh dunia mengalami depresiasi mata uang,” sambungnya.

Sementara, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti, menyatakan komoditas beras menjadi penyumbang terbesar pada inflasi tahunan Oktober 2023 yang tercatat sebesar 2,56 persen (yoy).

Tingkat inflasi tahunan pada Oktober 2023 adalah 2,56 persen atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 112,75 pada Oktober 2022 menjadi 115,64 pada Oktober 2023.

“Adapun bila ditinjau berdasarkan wilayah, maka seluruh kota tercatat mengalami inflasi tahunan, di mana 54 kota mencatatkan indeks harga konsumen lebih tinggi dari inflasi nasional,” ujarnya.

Menyikapi itu pemerintah provinsi melalui Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Sultra, Ari Sismanto, menyampaikan bahwa inflasi bulan oktober 2023 secara nasional berada diangka 2,56 persen dan inflasi bulan ke bulan 0,17 persen. Untuk Sultra gabungan dua kota berada diangka 3,14 persen year on year dan deflasi di 0,07 persen secara month to month, kemudian year to date berada diangka 2.03 persen.

‘’Sisa dua bulan lagi kalau kita betul-betul bisa menjaga inflasi tahun kalender atau year to date kita bisa berada di bawah 3 persen, namun perlu adanya upaya yang serius dari kita semua untuk menjaga itu semua’’ ungkapnya.

Inflasi Sulawesi Tenggara berada diangka 3,14 persen. Angka inflasi tersebut berada di urutan ke-7 secara nasional.

“minggu kemarin kita lihat Sultra berada di urutan ke-2 teratas inflasi nasional, namun di bulan Oktober ini kita turun di urutan ke-7 inflasi,” bebernya.

“Secara nasional, dari dua pantauan Kota Kendari diangka 3,01 persen dan Kota Bau-Bau 3, 53 persen. Tentunya untuk kota Bau-Bau menjadi perhatian kita untuk lebih serius untuk menurunkan laju inflasi kita di Sultra,” tambahnya.

Komoditas yang mempengaruhi inflasi antara lain beras, rokok kretek, angkutan udara dan biaya akademik serta deflasi disumbang oleh prodak ikan-ikanan di bulan oktober.

Menurt Ari Sismanto, komoditas yang harus diwaspadai di bulan november ini yakni beras, cabai merah,cabai rawit dan gula konsumsi.

“Secara kesediaan Sultra masih dalam kondisi aman dan terjaga untuk perkembangan harga, memang beras sudah cenderung stabil namun masih ada kenaikan,” terangnya.*(ST)