NewsDaerahHeadlinePariwisata

Praktisi Pariwisata Sultra Berharap, Bupati Konawe Tidak Blunder Dalam Pengembangan Pesisir Soropia dan Sekitarnya

1608
×

Praktisi Pariwisata Sultra Berharap, Bupati Konawe Tidak Blunder Dalam Pengembangan Pesisir Soropia dan Sekitarnya

Share this article

TERAMEDIA.ID, KOTA KENDARI – Terkait pernyataan Bupati Konawe H. Yusran Akbar, S.T. dalam Musrenbang Pemerintah Kabupaten Konawe tahun 2025 yang rencana akan membuka akses pelabuhan pertambangan di kawasan pesisir soropia, mengundang reaksi dari berbagai pihak, salah satunya praktisi pariwisata Sultra.

Ahmad Nizar salah satu praktisi pariwisata sekaligus trainer kepariwisataan dan ketua beberapa organisasi kepariwisataan di Sulawesi Tenggara menyayangkan jika pernyataan tersebut benar terwujud, ino sapaan akrabnya dengan tegas mengungkap bahwa salah satu potensi besar keparwisataan konawe kembali akan redup bahkan bisa hilang.

Ahmad Nizar (ino) Praktisi & Trainer Kepariwisataan Sultra

” mungkin karena sejak pemerintahan sebelumnya, potensi kepariwisataan pesisir konawe di soropia dan sekitarnya tidak terlalu diperhatikan, sehingga pemerintahan konawe yang baru sekarang ini juga mendapat masukan pertimbangan yang sama bahwa tidak ada potensi kepariwisataan yang cukup kuat di kawasan tersebut. Jadi ini juga menjadi problem, bupati terpilih harusnya di paparkan dulu secara lugas tentang kawasan ini dari sisi kehidupan masyarakat dan tentu kepariwisataan karena investasi kepariwisataan di wilayah itu sudah banyak ” ujar ino saat di temui

Lanjut ino, bahwa sejak beberapa tahun lalu, perjuangan masyarakat disana untuk menyelamatkan laut demi kehidupan nelayan, dan pemanfaatan ruang kepariwisataan sudah bergejolak. Dampak pertambangan dan PLTU saat itu yang merusak kawasan perairan laut mereka, sehingga nelayan harus jauh bermil-mil melaut, produksi rumput laut habis total, hingga tidak ada lagi wisatawan yang mau melihat terumbu karang di kawasan ini. Namun setelah hadirnya konservasi kima toli-toli labengki, justru kawasan ini kembali didatangi pengunjung, pembangunan investasi kepariwisataan semakin masive, perwakilan akademisi ,peneliti manca negara pun keluar masuk di kawasan ini untuk penelitian konservasi kima yang akhirnya bisa menjadi kawasan wisata bahari dan edukasi berkelas dunia.

” Pemerintah Konawe paham tidak sih yang seperti apa potensi kepariwisataan berkelanjutan? saya sendiri sudah punya harapan pengembangan Desa Wisata di Kawasan Soropia dan sekitarnya. Agar Terwujud pariwisata berkelanjutan yang dirasakan betul oleh masyarakat dampaknya dan lingkungan tetap terjaga tentunya sebagai aset investasi regenerasi dimasa yang akan datang. Karena di pemerintahan sebelumnya hal ini tidak terakomodir bagus, makanya harpaan kami di pemerintahan sekarang konawe harus sadar bahwa punya potensi pariwisata berbasis masyarakat atau biasa dikenal dengan Community Based Tourism (Pengelolaan pariwisata berbasis Masyarakat) yang berkelas dan mampu menyerap wisatan dalam dan luar negeri, jika ini berjalan maka destinasi, ekonomi kreatif, tradisi seni budaya akan menjadi kekuatan utama dalam pergerakan pariwisata di kawasan tersebut ” pungkasnya.

Ino berharap, semoga pernyataan yang disampaikan oleh Bupati Konawe dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah-Rkpd Tahun 2026 Kabupaten Konawe Dengan Tema : Peningkatan Daya Saing Daerah Melalui Tata Kelola Pemerintahan Yang Bersih Dan Akuntabel, Didukung Sdm Berkualitas, Ekonomi Inklusif, Dan Infrastruktur Berkelanjutan, tersebut masih dipertimbangkan kembali.

” Saya yakin kalau pelabuhan pertambangan itu masuk di kawasan wisata pesisir soropia dan sekitarnya, maka pemerintah konawe sudah otomatis mematikan satu nadi besar pariwisata konawe. Sejatinya Pimpinan Konawe Saat ini mau membuka ruang komunikasi dari berbagai pihak termasuk pelaku atau penggiat pariwisata, untuk menghasilkan solusi bijak terkait kawasan wisata pesisir soropia, demi konawe yang lebih baik tentunya ” tutup ino.(AN)

Editor:NZ