TERAMEDIA.ID, KONAWE – Permasalahan sampah plastik di lautan sudah memasuki tahap kritis. Data FOAA 2017 mengungkapkan bahwa perbandingan sampah plastik dan ikan telah berbanding 1 ikan dan 5 sampah plastik. Sekitar 700 species hewan laut dilaporkan telah mengkonsumsi sampah plastik plasik. Tahun 2050, jika tidak ada aksi nyata, maka jumlah ikan berbanding sama dengan jumlah sampah.
Permasalahannya bukan terletak pada perbandingan sampahnya, akan tetapi sampah plastik yang terlihat mengapung diatas laut hanya 5%, sisanya 95% telah hancur menjadi serpihan kecil sebesar kutu manusia hingga nano plastik. Serpihan – serpihan itu kemudian menjadi makanan untuk ikan dan burung laut. Akibat burung laut dan ikan akan mati sia-sia, sedang sisanya akan menjadi santapan manusia.
Secara nasional, penangan sampah plastik dilaut, Presiden Jokowi telah mengeluarkan Perpres no.83 thn 2018 dimana pada intinya sampah dilautan harus sudah tereksekusi 70%.
Atas kondisi tersebut diatas, Nature Evolution Indonesia (NEI) mendirikan Bank Sampah di Desa NiiTanasa, Kec. Lalonggasumeeto, Kab. Konawe untuk mendukung program penanggulangan sampah plastik di kawasan pesisir dan Pulau Pulau Kecil, yang melingkupi wilayah Kec. Lalonggasumeeto, Soropia dan Muara Sampara di Kab. Konawe, Pulau Labengki di kab. Konawe Utara dan Pulau Sombori kab. Morowali.
Habib Nadjar Buduha selaku Pengawas Nature Evolution Indonesia mengungkapan ada beberapa wilayah awal yang menjadi konsen terkait program bank sampah ini.
“ Bank Sampah ini tujuannya untuk mengcover sampah plastik dikawasan pulau-pula kecil dan pesisir diantaranya wilayah Konawe Kec.Lalunggasomeeto, Kec.soropia, Kec. Sampara kemudian wilayah Konawe Utara khususnya Kepulauan Labengki dan sebagian wilayah perairan sombori kabupaten morowali” ujar Habib.
Dalam kegiatan pembukaan Posko Utama Bank Sampah ini juga dihadiri Camat setempat, seluruh Kepala Desa se Kec. Lalonggasumeeto, Kapolsek, Kepala Puskesmas Lalonggasumeeto dan Soropia, Yayasan Anak Pantai Sejahtera dan Hippmala.
Redaksi/teramedia.id