NewsMetroPariwisata

Pandanglah Pantai Nambo Dengan Standar Prespektif yang Sesuai Kondisinya, Agar Optimisme itu Tetap Ada

1660
×

Pandanglah Pantai Nambo Dengan Standar Prespektif yang Sesuai Kondisinya, Agar Optimisme itu Tetap Ada

Share this article

TERAMEDIA.ID, KOTA KENDARI – Melihat beberapa waktu terakhir geliat pemerintah Kota Kendari membenahi dan menata kembali Pantai Nambo, di Kecamatan Nambo Kota Kendari tentu mengundang beragam reaksi publik. Dan salah satunya datang dari seorang Praktisi pariwisata Sulawesi Tenggara.

Ahmad Nizar Salah satu praktisi pariwisata Sulawesi Tenggara, memberi tanggapan atas eforia pantai nambo belakangan ini dan cukup meramaikan ruang publik. Menurutnya reaksi publik pasti akan ada pada 2 sisi berbeda, yaitu positif dan negatif tinggal pemerintah melihat sudut pandang atau prespektif yang diambil dari masyarakat atas tanggapan terkait pantai nambo itu sendiri.


” Pantai Nambo sebenarnya salah satu destinasi yang cukup di “manjakan” selama ini. Karena infrastruktur di dalamnya adalah dukungan penuh pemerintah, karena memang lahan pemerintah, dan kondisi ini memang cukup strategis untuk pengembangan kawasan . Namun yang perlu diingat adalah dalam dunia pariwisata kita mengenal Masterplan pengembangan untuk beberapa kurun waktu kedepan. Jadi asas keberlanjutannya jelas tertuang dalam sebuah dokumen. Karena pariwisata bukan soal beda pemimpin beda sentuhan, tapi bagaimana Sustainable tourismnya berjalan untuk dampak positif bagi masyarakat yang tidak pernah berganti disekitar kawasan ” ujar Ino, sapaan akrabnya (8/6/2025).

Ahmad NIzar sendiri selaku praktisi pariwisata, sudah memiliki pengalaman panjang dibidang penguatan kapasitas melalui pendampingan mandiri yang dilakukannya di beberapa desa wisata sulawesi tenggara selama beberapa tahun terakhir, dan beberapa desa wisata diantaranya meraih penghargaan Nasional, seperti desa wisata sani-sani, desa wisata sumber sari air terjun moramo, dan terakhir pendampingan desa wisata labengki dan berhasil menjadi peringkat 1 nasional ADWI 2025, kategori desa wisata berkembang. Selain itu dirinya saat ini menjadi ketua sejumlah asosiasi pariwisata tingkat kota dan provinsi, serta memiliki setifikasi kompetensi di sejumlah bidang kepariwisataan hingga menjadi Asesor kepariwisataan dan Trainer Kepariwisataan yang tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Menurut ino panggilan akrabnya, Pantai Nambo sudah pernah diidentifikasi dalam sudut pandang Kampung Wisata. Karena memang Pantai Nambo sudah memiliki SK Walikota penetapan kawasan Kampung wisata.

” Pariwisata konsep seperti Pantai Nambo, karena dia merupakan pengembangan full pemerintah, artinya bahwa pemberdayaan masyarakat sekitar dan dampak ekonomi bagi masyarakat, akan menjadi salah satu tujuan pengembangan kawasan wisata apalagi di gerakkan full oleh pemerintah. Nah dengan ditetapkan menjadi kawasan Kampung wisata Kota Kendari, inilah wadah tepat, bagaimana konsep pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh pemerintah kota kendari. ” ujar ino.


Dalam konsep kepariwisataan yang dipahaminya, dalam kasus pantai nambo dirinya menegaskan bahwa pemerintah ada pada posisi pengambil kebijakan, pemegang dan pencetus regulasi, pembangunan infrastruktur, evaluator dan pengawasan serta pembinaan. Masyarakat di sekitar kawasan diberi ruang untuk mengambil andil mendukung penguatan pelayanan atau hospitality dialam kawasan wisata itu sendiri.

” Karena sudah ditetapkan sebagai kampung wisata, artinya bahwa konsep Community Based Tourism atau pariwisata berbasis masyarakat harus dikedepankan. Pemernitah punya hak untuk melakukan peremajaan, sentuhan pengembangan apakah itu sesuai masterplan pengembangan atau inisiasi masing-masing saya tidak tau. Intinya setelah penataan tentu harus dipiklirkan bagaimana pemberdayaan masyarakatnya. Karena disitu sudah ada Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis). Merekalah yang punya peran penting pengelolaan tekhnis dilapangan ” lanjut ino.

” Saya secara pribadi mengapresiasi apa yang telah di lakukan pemerintah kota kendari, untuk memberi wajah baru Pantai Nambo. Ya kita berharap ini bisa berkelanjutan, namun diharapkan tidak hanya sekedar penataan tapi bagaimana penguatan Sumber Daya didalam untuk Hospitality yang lebih baik lagi. Pemerintah juga harus melihat kawasan atau lingkungan sekitar, yang mungkin suatu saat bisa merusak destinasi pantai nambo. Karena setau saya dulu berapa kali membawa materi lapangan tentang pariwisata di pantai nambo, malah kolam dan air lautnya Kuning. Itu salah satu fenomena yang perlu diantisipasi dan diperhatikan serius. Dan menurut saya Publik juga harus objektif dalam memberi reaksi, melihat karakteristik pantai nambo yang ada saat ini, sebuah destinasi dalam ibu kota provinsi, sudah berada dalam kawasan alam yang sangat padat, bukan seperti pulau dan pantai yang masih virgin alami. Namun meski begitu pemerintah kota kendari saat ini masih berusaha memaksimalkan kondisi yang ada, agar tetap menarik untuk dikunjungi. Tidak ada yang salah dengan kinerja pemkot sekarang yang ingin membuat Pantai Nambo lebih baik lagi, karena memang tinggal pantai Nambo sebagai pilar terakhir destinasi wisata pantai dalam Kota Kendari. Soal konsep penataan saya bukan ahlinya, namun secara umum bagaimana kenyamanan pengunjung tetap terjaga, itu saja. Karena rasa atau nilai keindahan masing-masing orang belum tentu juga sama. ” tutupnya.


Kini pantai Nambo perlahan memiliki wajah baru, yang lebih smart. Pemerintah Kota Kendari terus memaksimalkan sentuhan penataan ataupun revitalisasi agar Destinasi wisata Pantai Nambo atau kampung wisata Nambo ini, bisa kembali ramai, meski ditengah persaingan wisata pantai di sekitar Kota Kendari. Memang akan susah jika selalu membandingkan pantai Nambo dengan pantai – pantai yang memang belum terjamah pengembangan wilayah yang cukup padat. Jadi sangat tepat melihat dan menilai pantai nambo dari prespektif kondisi lingkungan yang ada saat ini, dan bagaimana kondisi tersebut tetap dimaksimalkan penataannya sehingga tetap masih memiliki daya tarik minimal dilingkaran wisatawan domestik.(ADV-AN)

Editor:NZ