TERAMEDIA.ID, KOTA KENDARI – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara, Berkolaborasi dengan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Sultra, Kantor Wilayah Kementrian Agama Sultra dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra menggelar kegiatan Kejar Prestasi Anak Indonesia (KREASI). (24/8/2021)
Kegiatan KREASI merupakan Program Nasional Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) dalam rangka memperingati Hari Indonesia Menabung (HIM) pada bulan Agustus, yang dikemas dalam satu rangkaian kegiatan. Acara puncaknya digelar di Jakarta dan serentak di masing masing daerah secara virtual dan diikuti ribuan pelajar dari sejumlah sekolah di Indonesia salah satunya Sulawesi Tenggara.
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara dalam sambutannya mengatakan bahwa penyediaan akses keuangan untuk masyarakat termasuk untuk pelajar merupakan tanggung jawab semua pihak, karena inklusi keuangan merupakan bagian penting dalam upaya pemulihan ekonomi dan pemerataan pendapatan.
“Tema perluasan akses keuangan untuk pelajar, yang dibarengi dengan upaya literasi keuangan dan perlindungan konsumen, sangatlah strategis. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai tingkat inklusi keuangan sebesar 90% pada tahun 2024,” kata Tirta.
Hal Senada juga diungkapkan oleh Kepala OJK Sultra Arjaya Dwi Raya dihadapan 450 peserta KREASI yang hadir secara Virtual “pelaksanaan kegiatan KEJAR Prestasi Anak Indonesia atau disingkat KREASI yang dilaksanakan secara serentak diseluruh Indonesia adalah salah satu bentuk dukungan dari OJK untuk memperluas dan peningkatan akses dan literasi keuangan masyarakat di pelosok negeri, dengan implementasi program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) tahun 2021” ungkap Arajaya.
Kegiatan KREASI yang diselenggarakan di Sulawesi Tenggara dengan tema ”Satu Rekening Satu Pelajar, Wujudkan Impian Anak Indonesia” dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan, diantaranya penyerahan simbolis pembukaan 850 rekening pelajar dari PT BPD Sultra kepada SMA Negeri 4 Kendari, edukasi keuangan dan sosialisasi program KEJAR dan perlombaan dalam bentuk quis bagi para peserta zoom dari kalangan pelajar.
Kegiatan edukasi keuangan kepada masyarakat Sulawesi Tenggara yang telah dilakukan oleh OJK sejak Januari hingga Agustus 2021 berjumlah 60 Kegiatan yang terdiri dari 12 kegiatan tatap muka/luring dan 48 kegiatan secara virtual/luring dengan total masyarakat yang diedukasi sebanyak 5.680.
Selain Edukasi Keuangan Kegiatan Kreasi juga dirangkaikan dengan launching buku saku edukasi keuangan berbasis budaya (Ekabaya) dari OJK Sultra, yang diluncurkan langsung oleh Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara. Selaku ketua masyarakat adat suku tolaki, yang juga menjadi salah satu narasumber pada buku ekabaya. Dalam sambutannya Wakil Gubernur menyampaikan apresiasi atas kegiatan yang diselenggarakan oleh OJK, untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya menabung khususnya kepada para pelajar di Sultra.
Pada periode Januari s.d Maret 2021 (triwulan satu) pembukaan rekening simpel/ simpel iB sebanyak 29,03 juta rekening dari para pelajar di 403.095 sekolah di Indonesia dengan nominal tabungan mencapai Rp 5,99 Triliun. Pencapaian program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) yang di targetkan kepada 64.634.863 sekolah baik yang berada dibawah kewenangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementrian Agama (Kemenag) sampai dengan tahun 2021 telah mencapai 38,26 juta rekening atau 59,20% pelajar di Indonesia telah memiliki rekening.
Program KEJAR ini merupakan salah satu bentuk implementasi Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 26 Tahun 2019 tentang Hari Indonesia Menabung, yang memiliki tujuan agar setiap pelajar di Indonesia memiliki rekening sehingga budaya menabung di Lembaga Jasa Keuangan (LJK) formal dapat dilakukan sejak dini.
Gerakan menabung untuk pelajar merupakan hal yang sangat krusial mengingat jumlahnya yang besar, yaitu sekitar 65 juta pelajar, atau 25% dari total penduduk dan termasuk kategori critical economic players (pelaku ekonomi yang sangat strategis) yang perlu dibekali pemahaman keuangan yang memadai.
Selain itu, survei OJK 2019 menunjukkan bahwa para pelajar umumnya memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang relatif rendah. Tingkat literasi keuangan penduduk berusia 15-17 tahun hanya 16%, atau jauh di bawah tingkat literasi keuangan nasional sebesar 38%. Senada dengan tingkat literasi, tingkat inklusi keuangan penduduk berusia 15-17 tahun tersebut juga relatif rendah, yaitu 58%, atau jauh di bawah tingkat inklusi keuangan nasional sebesar 76%.
Para pelajar juga lebih rentan dari sisi keuangan karena belum memahami pentingnya menabung atau berinvestasi termasuk menyiapkan dana darurat serta mudah dipengaruhi tawaran influencer di media sosial.
Pemerintah juga telah mencanangkan program Aksi Indonesia Menabung melalui Dewan Nasional Keuangan Inklusif sebagai langkah strategis yang memberikan manfaat yang besar dan mendorong masyarakat untuk menabung di lembaga jasa keuangan formal.
Pada tahun 2021, ditargetkan 70% pelajar di Indonesia memiliki rekening tabungan, dan data sampai dengan triwulan II tahun 2021, tercatat sebanyak 40,8 juta (63,14%) pelajar di Indonesia telah memiliki rekening tabungan dengan total nominal sebesar Rp26,30 triliun.
Redaksi/teramedia.id