NewsDaerahPendidikan

Mahasiswa KKN UGM Berbagi Kearifan Kuliner Nusantara

1163
×

Mahasiswa KKN UGM Berbagi Kearifan Kuliner Nusantara

Share this article

TERAMEDIA.ID, Konawe Selatan – Sebuah inovasi menarik dihadirkan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) dari Universitas Gadjah Mada yang ditempatkan di Desa Namu, Kec. Laonti, Kab. Konawe Selatan.

Dalam rangka memperkaya wawasan kuliner masyarakat setempat, para mahasiswa mengadakan program pengajaran memasak makanan khas daerah. Program ini mencakup berbagai hidangan tradisional dari berbagai penjuru Nusantara, seperti wingko babat, bakpia, rendang, serabi kelapa, dan pempek. Beberapa menu ini dipilih karena Desa Namu sebagai desa wisata memiliki banyak sekali potensi alam termasuk pohon kelapa dan hasil ikan yang melimpah.

Program ini bertujuan untuk melestarikan warisan kuliner Indonesia serta memberdayakan masyarakat desa dengan keterampilan baru yang berpotensi meningkatkan perekonomian lokal. Kegiatan yang telah berlangsung beberapa kali ini diikuti dengan antusias oleh mama-mama (sebutan untuk ibu-ibu) di Desa Namu.

Wingko Babat, kue tradisional khas Jawa Tengah, menjadi salah satu menu yang diajarkan oleh Hanum Mafanardha dari jurusan Teknologi Industri Pertanian (TIP). Dengan bahan utama kelapa parut dan tepung ketan, wingko babat memiliki cita rasa manis dan gurih yang khas. Tak kalah menarik, bakpia, kue yang terkenal dari Yogyakarta, juga diajarkan oleh Bagus Sajiwo yang juga dari jurusan TIP. Bakpia yang biasanya menggunakan isian kacang hijau, kali ini diinovasikan dengan isian kelapa parut sehingga menciptakan cita rasa manis yang khas.

Sementara itu, rendang dari Sumatera Barat dihadirkan sebagai perwakilan hidangan utama yang kaya akan rempah-rempah. Meskipun di Desa Namu jarang di temukan daging, Bagus Sajiwo tak menyerah dan menginovasikannya menjadi rendang telur. Rendang yang terkenal di seluruh dunia ini diharapkan bisa menjadi menu andalan warga desa dalam berbagai kesempatan. Tidak ketinggalan, serabi kelapa dari Jawa Barat juga ikut diajarkan oleh Ananda Poetri dari jurusan Kehutanan. Mama-mama di sini pun sangat bersemangat mempelajari resep dan teknik memasak dari para mahasiswa.

Terakhir, pempek Palembang juga ikut diajarkan oleh Hisyam, mahasiswa asli dari Palembang.

“Saya ingin masakan asal daerah saya dikenal di penjuru daerah, termasuk di desa ini. Jadi meskipun tidak ditemukan ikan air tawar, saya tidak menyerah dan menginovasikannya menjadi pempek ikan kakap putih. Alhamdullilah hasilnya enak, mama-mama di sini juga antusias mencoba dan meminta resepnya.” tutur Hisyam (26/07/2024).


Lebih lanjut Hisyam berharap melalui program ini, warga dapat mengembangkan keterampilan memasak mereka dan sekaligus menjaga kelestarian kuliner tradisional Indonesia.

 

Sementara itu  Dosen Pembimbing Lapangan, Dra. Eko Tri Sulistyani, M.Sc.  mengungkapkan kegiatan ini bisa membuka ruang usaha bagi masyaraka kedepannya “Selain itu, kami juga berharap ini bisa menjadi awal dari peluang usaha baru bagi warga Desa Namu. Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat Desa Namu tidak hanya mendapatkan pengalaman baru dalam memasak, tetapi juga mampu mengembangkan potensi ekonomi melalui kuliner khas daerah. Oleh karena itu, warisan budaya melalui kuliner dapat terus dilestarikan ke generasi berikutnya.” tutup Eko Tri Sulistyani. (AN)

 

Editor:NZ