TERAMEDIA.ID, KOTA KENDARI – Sudah satu minggu ini kelangkaan tabung Gas 3 KiloGram (Kg) terasa di sejumlah wilayah di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Hal ini dirasakan oleh seorang warga bernama Hj. Asriati yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga mengatakan bahwa, sudah sejak seminggu dirinya mencari tabung gas 3 Kg di beberapa wilayah di poasia namun nihil ia dapatkan.
“Saya sudah keliling di berbagai kios dan toko yang di lokasi poasia namun stok belum ada” imbuhnya
Ia melanjutkan dirinya terpaksa membeli Tabung Gas 3 Kg dengan harga tiga kali lipat dari harga pangkalan, sebab sulitnya mendapatkan Gas 3 Kg tersebut.
“Kebutuhan memasak ini penting, saya terpaksa membeli dengan harga 65 Rp di pasar Andonohu ” jelasnya.
Selain itu, salah seorang pedagang yang tinggal di Andonohu mengungkapkan dirinya sudah seminggu tidak menerima stock dari pangkalan, lantaran belum adanya distributor yang mengantarkan tabung gas 3 Kg tersebut.
” Sudah seminggu kosong gas 3 Kg di kios saya, heran juga distributor belum masuk di pangkalan apalagi ini kebutuhan memasak bagi masyarakat ” ungkapnya.
Lebih lanjut, dari kelangkaan gas elpiji ini dirinya mengatakan tidak ada oknum-oknum yang memanfaatkan situasi ini, sehingga kini masyarakat banyak mengeluh apalagi yang bergantung pada kebutuhan untuk memasak.
Sementara itu, pihak Pertamina menanggapi soal ketersediaan Elpiji 3 kg di Kota Kendari, Sultra, Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw, mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak melakukan pembelian secara berlebih serta tidak menjual kembali elpiji 3 kg ini.
Pertamina, lanjut Fahrougi, menjamin ketersediaan Elpiji 3 kg di pangkalan terdekat.
Ia menjelaskan di Provinsi Sulawesi Tenggara ada 3 Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE), yakni 2 di kota Kendari dan 1 di Kolaka.
Dengan beroperasinya 1 SPPBE di Kolaka ini merupakan recovery produksi Elpiji 3 Kg dari SPPBE sebelumnya yang terkena musibah kebakaran.
“Sebelumnya atas kejadian insiden letupan api di salah satu SPBE di kabupaten Konawe, Pertamina melakukan alih suplai dari SPBE lainnya untuk memenuhi kebutuhan Elpiji bagi masyarakat kota Kendari,” ungkapnya.
Masih kata Fahrougi, Pertamina juga telah melakukan monitoring secara berkala di beberapa pangkalan yang tersebar di wilayah kota Kendari guna memastikan harga jual di pangkalan sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
Bentuk pengawasan Pertamina untuk harga itu sampai di tingkat agen dan pangkalan. Sedangkan untuk harga di pedagang eceran diperlukan tim pengawasan terpadu dari pihak Pemda dan Aparat Penegak Hukum untuk mengawasi dan menindak tegas oknum yang menjual Elpiji 3 kg di luar Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Apabila masyarakat masih menemukan Elpiji 3 kg atau adanya harga yang tidak wajar, maka dapat menghubungi ke Pertamina Call Center (PCC) 135,” tambah Fahrougi. *(RZ)