TERAMEDIA.ID, KENDARI – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) akan menggelar Jambore Mitigasi Bencana sebagai bagian dari program quick win 100 hari kerja Gubernur Andi Sumangerukka (ASR) dan Wakil Gubernur Hugua.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana, khususnya di wilayah rawan seperti Kolaka Timur (Koltim).
Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Asrun Lio, menjelaskan bahwa kegiatan ini akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti Basarnas, TNI AD, TNI AL, dan BPBD dari 17 kabupaten/kota di Sultra.
“Jambore ini kita akan melakukan beberapa kegiatan yang intinya bagaimana memitigasi penanggulangan bencana yang terjadi. Oleh karena itu ada pelibatan stakeholder seperti Basarnas, Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan lainnya,” ujar Asrun Lio saat diwawancarai awak media, Jumat (7/3/2025).
Menurutnya, salah satu agenda utama dalam jambore ini adalah simulasi penanggulangan bencana yang akan dilakukan oleh Basarnas dan BPBD.
Setiap daerah akan mengirimkan personel secara bervariasi, mulai dari 10 orang atau lebih, untuk mengikuti pelatihan ini.
Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari, pada 19-21 [bulan], dengan lokasi utama di Kolaka Timur. Pemilihan Koltim sebagai pusat kegiatan bukan tanpa alasan.
“Kenapa kita memilih Koltim? Karena kita ketahui di Koltim terjadi lebih dari 300 kali guncangan. Kita ingin mengedukasi masyarakat agar mereka bisa tanggap terhadap bencana atau darurat bencana. Risiko akan berkurang jika masyarakat mengetahui cara menanggulanginya,” jelas Asrun.
Ia juga menekankan bahwa anggaran kegiatan ini difokuskan pada edukasi dan pelatihan, bukan pada aspek seremonial.
“Perlu dicatat, penganggarannya itu tidak lebih besar aksesoris daripada kegiatan intinya. Maksudnya, jangan sampai seremoni yang diperbanyak. Ini kan tujuannya untuk mengedukasi masyarakat dan melaksanakan pelatihan penanggulangan bencana yang akan dilaksanakan oleh BPBD di Sultra,” tegasnya.
Jambore ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana, sehingga risiko yang ditimbulkan dapat diminimalkan.*(DW)
Editor:NZ