NewsHeadlinePariwisata

Desa Wisata Wawoangi, Kreatifitas Hadirkan Magnet Wisata Pesisir

883
×

Desa Wisata Wawoangi, Kreatifitas Hadirkan Magnet Wisata Pesisir

Share this article

TERAMEDIA.ID, BUTON SELATAN – Salah satu daerah yang menarik wisatawan saat berkunjung ke Sulawesi Tenggara, terkhusus  di Kabupaten Buton Selatan adalah  Objek Wisata Jembatan Lingkar Lapoili.

 

Kabupaten Buton Selatan adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Tenggara dengan pusat pemerintahan terletak di Batauga sebagai ibukota Kabupaten, Buton Selatan adalah hasil pemekaran asal Kabupaten Buton di pertengahan tahun 2014.

 

 

Buton Selatan resmi menjadi daerah otonomi menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2014 Tanggal 23 Juli 2014. Kabupaten Buton Selatan mempunyai luas wilayah 546,58 km2 dengan jumlah penduduk 94,727 jiwa.

 

Objek Wisata Jembatan Lingkar Lapoili dibangun dari tahun 2017 di Desa Wawoangi dengan menggunakan anggaran dana desa dan seluruhnya dibangun oleh desa. Objek wisata Jembatan Lingkar Lapoili ini termasuk Objek Wisata Unggulan yang ada di Buton Selatan khususnya di Kecamatan Sampolawa. Berdasarkan data pengunjung wisatawan mancanegra dan domestik di Kabupaten Buton Selatan Tahun 2018-2020.

 

Pada tahun 2018 jumlah wisatawan 231.188 orang, tahun 2019 jumlah wisatawan 233.849 orang, tahun 2020 jumlah wisatawan 231.765 orang (Badan Pusat Statistik, 2020). Kita bisa melihat bahwa sektor pariwisata di Kabupaten Buton Selatan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan, karena dapat memberikan manfaat bagi daerah dan berdampak pada masyarakat.

Kepala Desa Wawoangi, menjadi tokoh utama di balik skenario pendirian Jembatan Lingkar Lapoili. Awalnya ia hanya memiliki ide untuk membuat jalan sebagai akses menuju pantai. Namun di dalam benak, ia juga memikirkan ide untuk menjadikan kawasan pantai Lapoili menjadi tempat wisata berupa jembatan lingkar Lapoili yang terbuat dari kayu dan memiliki gazebo.

 

Ia adalah La Ode Abdul Halim SH, Kepala Desa Wawoangi yang memiliki visi besar jauh ke depan. Sebelum menjadi destinasi wisata, Pantai Lapoili hanyalah gundukan sedikit pasir di ceruk-ceruk tebing gersang di Desa Wawoangi. Kira-kira pantai kecil sepanjang 50 meter. Jika hanya mengandalkan pantai yang ada, Abdul Halim yakin tempat itu tak akan dikunjungi wisatawan.

Jembatan Lapoili sengaja dibuat melingkar. Menurut dia lingkaran merupakan representasi bola dunia. Di tengah jembatan masih akan dibangunkan restoran sebagai titik koordinat bola dunia.

 

Dibangun tujuh gazebo di atas jembatan menambah kesan elegan dan futuristik. Indah memang, apalagi jika berkunjung ke tempat ini, pengunjung disuguhkan kecantikan jembatan lingkar dari ketinggian yang memicu hasrat untuk mendekati lebih intim.

 

“Ini Ide saya, gagasan saya, dan saya juga kerja di dalamnya. Tujuh gazebo merupakan inspirasi dari tujuh tokoh di Pulau Buton,” kata Halim yang enggan menyebut sosok tujuh tokoh inspirasi besar itu karena menurut dia tabu (pemali) untuk disebut.” Uungkap Abdul Halim.

 

 

 

 

Selain jembatan lingkar Desa Wawoangi memiliki objek wisata sejarah danreligi yaitu masjid tua Wawoangi. Masjid ini dinamakan sesuai dengan nama desa setempat, Wawoangi. Lokasinyastrategis berada di puncak bukit di antara Pegunungan Buton Selatan. Dari masjid, terlihat panorama perairan Laut Banda sejauh mata memandang. Arsitektur masjid juga sangat sederhana, tidak seperti masjid pada umumnya yang dilengkapi kubah, bangunan unik, terbuat dari bambu-bambu lurus berukuran kecil yang disusun sedemikian rupa. (AN)

 

 

Editor:NZ