NewsHeadlinePariwisata

Akibat Tambang, 2 Destinasi di Konawe Selatan Terancam Tidak Ada Lagi Kunjungan Wisatanya

×

Akibat Tambang, 2 Destinasi di Konawe Selatan Terancam Tidak Ada Lagi Kunjungan Wisatanya

Share this article

TERAMEDIA.ID, KOTA KENDARI – Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi tenggara, memiliki 2  destinasi bahari yang beberapa tahun cukup menyerap wisatawan, yaitu Pantai Senja dan Tanjung Kartika yang berada di Desa Wawatu, Kecamatan Moramu Utara.

Keindahan pantai dengan pasir putihnya, menjadi magnet utama dari kawasan 2 Destinasi wisata ini. Jauh dari kawasan penduduk, menjadikan tempat ini memilik nilai spesial dengan keindahan yang dimiliki.

Namun cukup disayangkan, 2 Destinasi Wisata Ini akan segera hilang dari daftar kunjungan para wisatawan. Hal ini diakibatkan aktifitas pertambangan yang sudah merambah kawasan disekitarnya.

Praktisi Pariwisata Sultra Ahmad Nizar mengungkapkan, bahwa kejadian seperti ini hanya menunggu “bom waktu ” saja, dan sudah menyebar di sejumlah wilayah Kabupaten Kota.

” Iya memang kawasan moramo dan moramo utara ini kan primadona tambang batu gamping, tapi saya tidak membayangkan sampai di kawasan wisata tanjung kartika dan pulau senja. Saya tidak usah bicara soal kunjungan wisata, boleh di searching saja sejak tahun berapa wisatawan sudah ada disana. Namun dengan kondisi yang sekarang saya yakin, 2 destinasi tersebut tidak akan masuk lagi dalam daftar kunjungan wisata , dengan kodisi lingkungan yang ada sekarang.  ” ujar Nizar.

Lanjut Ahmad Nizar yang juga merupakan salah satu praktisi pariwisata sultra dan telah menyelesaikan Sertifikasinya Sebagai Instruktur Kepariwisataan Level IV ini bahwa, suatu saat “bom waktu” tentang hancurnya destinasi pariwisata akibat aktifitas pertambangan akan muncul lagi di beberapa wilayah. Menurutnya cukup disayangkan ditengah perjuangan unsur pentahelix kepariwisataan di kabupaten/kota bahkan level provinsi dalam membangun citra dan pengembangan kepariwisataan, mampu membawa nama pariwisata sultra di level nasional bahkan internasional , dengan berbagai predikat prestasi membanggakan, justru berujung pada hal-hal seperti ini, yang notabene kembali ke kebijakan pemerintah dalam izin peruntukan kawasan.

Sejak tahun 2022 data yang diterima dari sejumlah lembaga dan komunitas lingkungan bahari khususnya, di kawasan perairan desa wawatu sudah pernah dilakukan rehabilitasi terumbu karang, guna mempertahankan ekosistem laut di sekitar kawasan wisata  ini. Namun program tersebut tidak mampu melawan masivnya dampak aktifitas pertambangan batu gamping yang ada. (***)

 

Editor: NZ