NewsSosial Budaya

Museum Sultra Tampilkan Soronga, Peti Jenazah Berusia 500 Tahun

854
×

Museum Sultra Tampilkan Soronga, Peti Jenazah Berusia 500 Tahun

Share this article

TERAMEDIA.ID, KOTA KENDARI — Museum Provinsi Sulawesi Tenggara memamerkan salah satu koleksi sejarah berupa soronga, yaitu peti jenazah tradisional milik suku Tolaki Mekongga.

Terbuat dari bahan dasar kayu, soronga ini masih terjaga dengan baik hingga kini. Pada bagian atasnya, terlihat ukiran berbentuk kapal khas yang menambah nilai artistik dan historis dari benda tersebut.

Soronga dipamerkan di lantai dua Museum Sulawesi Tenggara. Benda ini ditempatkan dalam sebuah kotak kaca, dengan soronga kecil di sisi kiri yang berisi tengkorak kepala dan tulang paha, serta tempayan atau gerabah di sisi kanan yang berisi tulang belulang.

Kurator Museum Sulawesi Tenggara, Agung, menjelaskan bahwa soronga merupakan bagian dari koleksi besar-besaran yang dikumpulkan museum pada tahun 1997.

“Soronga ditemukan di Goa Tanggalasi atau Goa Tengkorak di Kolaka Utara. Dahulu, soronga ini dijadikan sebagai kuburan primer oleh suku Tolaki Mekongga pada masa itu,” ujar Agung, Rabu (28/5/2025).

Diperkirakan, soronga ini berasal dari abad ke-15 atau sekitar 500 tahun yang lalu. Saat ditemukan, soronga berdampingan dengan soronga kecil berisi perhiasan, serta tempayan atau gerabah yang menyimpan tulang-belulang.

Menurut Agung, berdasarkan penelusuran sejarah peradaban manusia di wilayah tersebut, Islam baru masuk setelah abad ke-15. Oleh karena itu, masyarakat kala itu masih menganut kepercayaan tradisional.

“Pada saat itu, masyarakat suku Tolaki Mekongga masih memeluk agama kepercayaan, sehingga praktik penguburan dilakukan dengan menggunakan soronga sebagai peti jenazah,” jelasnya.

Bentuk soronga yang menyerupai kapal dipercaya dapat membawa harapan atau keinginan keluarga yang ditinggalkan, agar arwah orang yang meninggal dapat berlayar menuju alam baka atau surga.

Agung juga menambahkan bahwa perawatan terhadap setiap koleksi di museum, termasuk soronga, dilakukan secara rutin dan cermat agar warisan sejarah ini tetap lestari.*(NV)

editor:DN