NewsHeadlineLongFormPariwisata

Merajuk Benang Tenun di Desa Wisata Pajam

1106
×

Merajuk Benang Tenun di Desa Wisata Pajam

Share this article

TERAMEDIA.ID, WAKATOBI – Di tengah gemerlap keindahan bawah laut Taman Nasional Wakatobi yang telah mendunia, tersembunyi sebuah permata yang tak kalah memukau yaitu Desa Wisata Pajam. Terletak di Pulau Kaledupa, desa ini menawarkan perpaduan sempurna antara pesona alam yang asri, kekayaan budaya yang otentik, dan keramahan penduduknya yang tak terlupakan.

Desa Pajam dikelilingi oleh lanskap yang memesona. Lautnya yang biru jernih dengan hamparan pasir putih lembut menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan. Di sini, pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas bahari, seperti snorkeling dan diving, untuk menjelajahi keindahan terumbu karang yang sehat dan beragam biota laut. Tak hanya itu, di pesisir desa, terdapat deretan pohon kelapa yang melambai, menciptakan suasana tropis yang menenangkan.

 

Desa Pajam merupakan peradaban tertua di Pulau Kaledupa dan pusat pemerintahan kerajaan pada jaman Kesultanan Buton. Lokasinya yang berada di ketinggian 141 mdpl memberikan kesuburan bagi banyak jenis tanaman dan menyuguhkan pemandangan alam yang indah bagi orang yang berkunjung.

Menapaki situs sejarah, Desa Pajam memiliki beberapa benteng yang dahulunya digunakan sebagai area pertahanan pada masa kerajaan. Benteng Pangilia adalah benteng tertinggi di Pajam dan dari sanalah dapat terlihat pulau-pulau lain di sekitar Pulau Kaledupa.

Desa Pajam dikenal dengan daya tarik utamanya yaitu tenun. Motif tenun ikat khas Pajam ini tidak dapat ditemukan di daerah lain, bahkan di Kabupaten Wakatobi. Ini pulalah yang menjadikan Pajam dijuluki sebagai Kampung Tenun.

Paket wisata yang ditawarkan terkait tenun ini adalah memberikan pengalaman kepada wisatawan untuk ikut serta mengikuti proses pembuatan kain tenun dari mulai membuat benang dari kapas, mewarnai benang dengan pewarna alami, dan menenunnya dengan alat yang sejak dahulu digunakan. Wisatawan tidak hanya dapat membeli tenun dalam bentuk kain, namun juga souvenir lain yang memiliki sentuhan tenun seperti tas, syal, dompet, gantungan kunci, dan lain-lain.

Berbicara tentang budaya, Pajam masih melestarikan tradisi warisan budaya Kesultanan Buton seperti Tarian Lariangi, Honari, Balumpa, dan Mansaa. Semua seni tersebut menggambarkan kehidupan jaman dulu yang menjunjung tinggi hubungan antara pencipta, sesama manusia, dan makhluk hidup lainnya.

Tidak lupa juga Desa Pajam ingin menonjolkan kuliner khas yang memiliki keunikan cita rasa dan juga metode memasak. “Hebatu” salah satunya, atau metode memasak di atas batu. Biasanya bahan baku yang dapat dimasak menggunakan metode ini adalah ubi, singkong, pisang, dan labu. Proses demi proses dapat disaksikan oleh wisatawan sambil mendengarkan cerita menarik dari masyarakat lokal tentang desanya.

Desa Pajam berharap kegiatan pariwisata dapat memberikan dampak positif pada kesejahteraan masyarakat serta mendorong keberlanjutan budaya dan lingkungan sekitar.

Namun, keindahan Pajam tak hanya sebatas pantainya. Desa ini juga memiliki hutan mangrove yang luas dan terawat. Pengunjung dapat menyusuri hutan ini dengan perahu kecil, menyaksikan kehidupan burung-burung yang beraneka ragam, dan merasakan kedamaian alam yang hakiki. Hutan mangrove ini juga menjadi benteng alami desa dari abrasi laut dan berfungsi sebagai tempat berkembang biak bagi berbagai jenis ikan dan udang.

Kepala Desa Pajam Muliadin bahwa desanya masih memiliki tantangan dan harapan masa depan meski dengna potensi desa wisata yang dimiliki saat ini.

“ Meskipun memiliki potensi besar, Desa Wisata Pajam menghadapi beberapa tantangan. Keterbatasan aksesibilitas dan infrastruktur, seperti jalan dan listrik yang belum merata, menjadi kendala utama. Selain itu, diperlukan upaya lebih lanjut untuk mempromosikan desa ini secara lebih luas agar dapat menarik lebih banyak pengunjung.” Lugas Muliadin.

Namun, semangat gotong royong masyarakat dan dukungan dari pemerintah daerah memberikan harapan besar bagi masa depan desa ini. Rencana pengembangan infrastruktur dan pelatihan bagi masyarakat desa dalam mengelola pariwisata berkelanjutan sedang digalakkan. Harapannya, Desa Wisata Pajam dapat terus berkembang sebagai destinasi yang memadukan pariwisata, pelestarian alam, dan pemberdayaan masyarakat, sehingga menjadi contoh desa wisata yang sukses di Indonesia.

Desa Wisata Pajam bukan hanya sekadar tempat liburan, melainkan sebuah pengalaman yang mendalam. Ia menawarkan pelarian dari hiruk pikuk kota, membawa pengunjung kembali ke alam, dan memperkenalkan mereka pada kehangatan budaya Wakatobi yang tak terlupakan.(ADV-I)

 

 

Editor:NZ