News

Kapolda Sultra Pimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana, Waspada Puncak Musim Hujan dan Ancaman La Nina

×

Kapolda Sultra Pimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana, Waspada Puncak Musim Hujan dan Ancaman La Nina

Share this article

TERAMEDIA.ID, KENDARI – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tenggara Irjen Pol Didik Agung Widjanarko, memimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana di Lapangan Ex MTQ Kendari hari ini, Rabu (5/11/2025).

Apel gabungan yang dihadiri Forkopimda Sultra beserta 1.348 personel gabungan ini digelar menyikapi peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi peningkatan bencana hidrometeorologi, terutama karena masuknya musim hujan dan ancaman fenomena La Nina hingga Februari 2026.

Apel kesiapsiagaan ini dihadiri oleh jajaran Forkopimda Sultra, menunjukkan sinergi antarlembaga yang kuat di daerah. Pejabat yang turut hadir antara lain Wakapolda Sultra Brigjen Pol Dr. Gidion Arif Setyawan, Danrem 143 HaluOleo, Ketua DPRD Sultra, pejabat utama Polda Sultra, Kapolresta Kendari, Wakil Walikota Kendari serta segenap Forkopimda Sultra.

Apel ini bertujuan memastikan seluruh elemen di Sultra memiliki kesiapan optimal untuk melakukan “Quick Response” dalam menghadapi situasi darurat kata Kapolda Sultra.

Berdasarkan data BMKG, Indonesia saat ini telah memasuki musim hujan, dengan puncaknya diprediksi terjadi bertahap dari November 2025 hingga Januari 2026. Peningkatan curah hujan ini berpotensi mengakibatkan bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung, hingga gelombang tinggi, khususnya di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Kapolda menekankan bahwa meskipun La Nina diprediksi dalam kategori lemah, hal itu tetap harus diwaspadai karena berpotensi meningkatkan intensitas hujan di atas normal di beberapa wilayah, termasuk sebagian Kalimantan, Sulawesi bagian selatan, dan Papua.

“Dalam menghadapi tantangan tersebut, kecepatan dan ketepatan respons menjadi salah satu faktor utama keberhasilan penanganan bencana. Untuk itu, diperlukan kesiapan optimal dari seluruh elemen bangsa,” tegas Kapolda.

Kesiapsiagaan ini dinilai sangat mendesak mengingat dampak signifikan yang ditimbulkan oleh bencana alam.

Berdasarkan data BNPB per Oktober 2025, telah terjadi 2.606 bencana alam di Indonesia, yang didominasi oleh 1.289 banjir dan 544 cuaca ekstrem.

Angka kerugian yang ditimbulkan sangat besar, mencakup 361 orang meninggal dunia, 37 orang hilang, 615 orang luka-luka, 5,2 juta orang mengungsi dan 31.496 rumah rusak.

“Apel ini sekaligus mengingatkan bahwa dampak bencana tidak hanya pada korban jiwa dan kerugian ekonomi, tetapi juga meninggalkan trauma psikologis dan mengganggu keberlangsungan kehidupan sosial masyarakat,” ujarnya.

Mengutip pesan Presiden RI Prabowo Subianto dalam Sidang Kabinet Paripurna 20 Oktober 2025 lalu, Kapolda menyatakan bahwa tugas melindungi rakyat dari bahaya bencana adalah panggilan moral dan wujud pengabdian tulus terhadap kemanusiaan.

Irjen Didik Agung memberikan beberapa penekanan untuk dilaksanakan diantaranya Melakukan Deteksi Dini dan Pemetaan Wilayah Rawan Bencana secara berkelanjutan melalui kolaborasi dengan BMKG, Memastikan kesiapan personel, peralatan evakuasi, kendaraan operasional, dan bantuan logistik pendukung dan Mengkonsultasikan simulasi kegiatan tanggap darurat bencana secara rutin serta Mengedepankan kecepatan respons mulai dari evakuasi, penyaluran bantuan, pemberian trauma healing, hingga rehabilitasi infrastruktur.*(DW)

editor:DN