TERAMEDIA.ID, KOTA KENDARI – Ratusan Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Haluoleo berkumpul, membaca puisi dan melakukan aksi teatrikal Tepat di tengah-tengah Tugu Universitas Halu Oleo, Minggu (24/8/2023) sekitar pukul 21.45 Wita.
Ratusan orang berkumpul seakan terhanyut dalam pementasannya, mengenang tragedi 26 September 2019 lalu yang menewaskan 2 mahasiswa Teknik Universitas Haluoleo.
Salah satu pembaca puisi bernama Kobra mengatakan, perjuangan mereka tak akan berakhir di sini saja. Mahasiswa Teknik UHO bersumpah akan terus membangun gerakan demi keadilan. Meskipun banyak intervensi dari berbagai pihak, mereka tetap konsolidasi dan bersatu.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik UHO, La Ode Muhammad Ali Sabilah bersama teman-temannya, mengadakan aksi mimbar bebas. Mereka merasa bahwa kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Bumi Anoa masih gelap dan membutuhkan perhatian.
“Kami tidak akan pernah melupakan perjuangan mereka. Momen September berdarah ini mengingatkan kita semua akan pentingnya memperjuangkan keadilan dan hak asasi manusia,” kata Sabilah.
Pada suasana peringatan September berdarah itu, suara lantang pembacaan puisi bergema, bersahutan dengan lagu perjuangan Wiji Tukul.
Salah satu pembaca puisi bernama Kobra mengatakan, perjuangan mereka tak akan berakhir di sini saja. Mahasiswa Teknik UHO bersumpah akan terus membangun gerakan demi keadilan. Meskipun banyak intervensi dari berbagai pihak, mereka tetap konsolidasi dan bersatu.
Sedangkan, Menteri Pergerakan Fakultas Teknik, Fiki menyatakan, tujuan mereka adalah memberi tahu seluruh dunia, masyarakat, dan pemerintah tentang masalah ini. Sembari memperagakan saat polisi menembak mahasiswa sambil berteriak “Mundur kalian”.
Dalam suasana yang sarat emosi ini, mahasiswa merasa bahwa tugas mereka sebagai generasi muda adalah memastikan masa depan yang lebih baik, dimana hak asasi manusia dihormati sepenuhnya. Mereka berkomitmen untuk terus mengawal kasus ini hingga korban mendapat keadilan yang pantas. *(ST)