NewsLifestyleMetroSosial Budaya

Film Pade Paho MAYASA, “Menyambung Nafas Yang Nyaris Redup”

415
×

Film Pade Paho MAYASA, “Menyambung Nafas Yang Nyaris Redup”

Share this article

TERAMEDIA.ID, KOTA KENDARI – Sebuah Film Dokumenter karya Sutradara Arif Relano Oba Sabtu malam (22/7/2023) melangsungkan pemutaran perdana disalah satu cafe di kota kendari.
Film dengan durasi sekitar 30 Menit ini, mengulas tentang Pande Paho Mayasa adalah pembuat nisan atau nisan makan yang penuh dengan hiasan kaya makna pada masyarakat etnis cia-cia Laporo di Desa Hendea, Kabupaten Buton Selatan.

Nisan Mayasa adalah bentuk penghargaan orang cia cia Laporo terhadap orang tua mereka yang pernah menjabat lembaga adat desa setempat.

Dikehidupan modern saat ini Mayasa sendiri mulai jarang ditemukan di tempat-tempat pemakaman di wilayah Buton. Tercatat saat ini hanya tinggal Desa Hendea, Sampolawa, Buton Selatan yang masih memiliki Pande Paho Mayasa dan tetap mempertahankan tradisi ini.

Arif Relano Oba selaku sutradara film ini mengungkapkan, bahwa ketertarikan dari ide film ini bagi dirinya, adalah baru mengetahui masih ada yang mempertahankan tradisi ini di wilayah Buton.

” saya orang Buton, namun saya terus terang takjub melihat kerifan tradisi ini yang dalam perjalanan karir saya sebagai photography pun cukup lama baru mengetahui hal ini. Saya bersyukur dan berterima kasih diberi kesempatan oleh program indonesiana Kemendikbud untuk menggarap film dokumenter ini, dan ini pertama kali saya menggarap film dokumenter karena memang basic saya sebenarnya di dunia photography “, ucap Arif saat ditemui.

Lanjut Arif bahwasannya film Pade Paho Mayasa ini mungkin masih banyak kekurangan apakah dari penguatan data ataupun cinematography, namun minimal melalui film ini sedikit banyak bisa menggugah banyak pihak bahwa pentingnya mengangkat khasanah budaya daerah dengan melalui berbagai konsep, salah satunya melalui media film dan ini tentu butuh juga peran pemerintah daerah bagaimana bisa mendorong para dokumenteris di sultra agar lebih banyak mengangkat cerita-cerita khasanah budaya di sultra dengan dukungan yang bisa diberikan.

Dalam kegiatan pemutaran perdana juga hadir berbagai elemen baik penggiat film, budaya seni, dan mahasiswa. Sejumah penonton di pemutaran film ini memberi apresiasi atas karya Arif Relano Oba bersama tim, yang sedikit banyak melalui film ini mampu mengangkat khasanah budaya yang mulai redup, untuk lebih dikenal dan dilestarikan oleh generasi sekarang dan yang akan datang.

 

 

Reporter : Ahmad Nizar