NewsHeadlineMetroPariwisata

Disparekraf Kendari Genjot Penataan Pantai Nambo Demi Tarik Wisatawan

651
×

Disparekraf Kendari Genjot Penataan Pantai Nambo Demi Tarik Wisatawan

Share this article

TERAMEDIA.ID, KOTA KENDARI – Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kota Kendari menyatakan komitmennya untuk terus mendukung upaya revitalisasi Pantai Nambo sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara. Langkah ini menjadi bagian penting dalam strategi pengembangan kawasan wisata terpadu yang tidak hanya mengandalkan keindahan alam, tetapi juga memperhatikan potensi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat lokal yang berada di sekitar kawasan wisata tersebut.

Kepala Disparekraf Kota Kendari, Sasriati, menegaskan bahwa revitalisasi Pantai Nambo merupakan langkah strategis yang bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan daya tarik wisata. Melainkan juga sebagai langkah memperkuat sektor ekonomi kreatif lokal yang melibatkan pelaku UMKM, seniman, serta masyarakat sekitar kawasan wisata. Menurutnya, sektor pariwisata yang dikembangkan secara komprehensif dapat membuka peluang ekonomi baru, menciptakan lapangan kerja, serta mendorong pertumbuhan usaha kecil menengah yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat pesisir.

“Pantai Nambo memiliki potensi yang sangat besar, baik dari sisi keindahan alam maupun nilai budaya. Karena itu, kami ingin menjadikannya sebagai ikon wisata Kota Kendari yang benar-benar representatif dan mampu bersaing dengan destinasi lain,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa selain faktor keindahan pantai, kawasan Nambo menyimpan nilai-nilai budaya lokal yang khas, seperti kearifan masyarakat pesisir, kesenian tradisional, dan kuliner khas yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Saat ini, pihaknya tengah fokus memaksimalkan fasilitas yang sudah tersedia melalui berbagai kegiatan pemeliharaan. Ini meliputi pengecatan ulang bangunan atau fasilitas yang sudah kusam, penataan ulang area publik, serta perbaikan elemen infrastruktur yang mengalami kerusakan. Dengan pendekatan berbasis kualitas layanan dan kenyamanan pengunjung, Disparekraf Kendari berupaya menciptakan atmosfer wisata yang kondusif dan menyenangkan.

“Bagian yang rusak-rusak itu menjadi perhatian kami. Seperti gazebo, kami benahi. Bagian yang sudah kusam kami lakukan pengecatan ulang. Segala sesuatu yang kurang dari segi fasilitas kami usahakan untuk dimaksimalkan,” ucap Sasriati. Ia menjelaskan bahwa gazebo sebagai salah satu titik istirahat favorit wisatawan perlu dirawat dengan baik agar tetap layak digunakan. Selain itu, area pedestrian, taman, dan toilet umum juga termasuk dalam agenda pembenahan tahap awal demi mendukung kenyamanan para pengunjung.

Langkah revitalisasi ini bertujuan menciptakan lingkungan wisata yang lebih bersih, aman, dan estetis, sehingga pengunjung dapat menikmati suasana pantai dengan nyaman. Disparekraf berharap dengan lingkungan yang tertata rapi dan fasilitas yang representatif, kunjungan wisata ke Pantai Nambo akan meningkat signifikan terutama pada musim liburan dan akhir pekan. Mereka juga tengah menjajaki peluang kerja sama dengan pelaku industri pariwisata dan agen perjalanan wisata untuk memasukkan Pantai Nambo dalam paket-paket tur domestik.

Tidak hanya itu, penataan juga diharapkan mampu menarik minat wisatawan lokal maupun luar daerah untuk datang dan berkunjung ke Pantai Nambo. Hal ini menjadi penting mengingat peran vital sektor pariwisata dalam mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis kerakyatan. Sasriati menilai bahwa membangun ekosistem wisata yang sehat harus melibatkan semua pihak, termasuk pelaku usaha, masyarakat setempat, dan lembaga pemerintahan lain yang terkait.

Menurut Sasriati, kunjungan wisata yang meningkat akan memberikan dampak ekonomi secara langsung maupun tidak langsung bagi masyarakat sekitar, sekaligus berkontribusi pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Kendari. Ia menambahkan, dengan adanya transaksi ekonomi di lokasi wisata seperti penyewaan ban pelampung, penjualan makanan dan minuman, souvenir lokal, hingga jasa transportasi, maka perputaran uang akan turut menggerakkan roda ekonomi di tingkat lokal.

“Dalam master plan kami itu sudah ada semua konsep pengembangannya. Tinggal bagaimana kita sesuaikan dengan kondisi keuangan daerah, agar program bisa direalisasikan secara bertahap,” jelasnya. Master plan tersebut menurut Sasriati mencakup berbagai aspek pengembangan jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang, mulai dari penataan zona wisata, pembangunan fasilitas pendukung, integrasi kawasan dengan akses jalan utama, hingga digitalisasi informasi wisata.

Selain fokus pada Pantai Nambo, Disparekraf Kota Kendari juga akan memperhatikan dan mengembangkan potensi wisata lainnya yang tersebar di berbagai wilayah. Beberapa destinasi yang masuk dalam prioritas pengembangan antara lain kawasan wisata alam seperti Air Terjun Moramo, Taman Kota, serta wisata sejarah dan budaya seperti Kampung Tenun dan Rumah Adat. Pengembangan sektor pariwisata dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan dengan melibatkan lintas sektor serta dukungan masyarakat.

“Kami sadar bahwa pengembangan destinasi tidak bisa dilakukan secara parsial. Oleh karena itu, penting bagi kami untuk membangun sinergi antarlembaga serta mendorong partisipasi aktif masyarakat,” ujar Sasriati. Dalam pelaksanaannya, Disparekraf juga menggandeng instansi terkait seperti Dinas PUPR, Dinas Lingkungan Hidup, dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah untuk memastikan proyek berjalan selaras dengan rencana pembangunan kota.

Adapun biaya tiket masuk ke Pantai Nambo untuk pengunjung dewasa sebesar Rp11.000, sedangkan untuk anak-anak Rp8.000. Sementara itu, tarif parkir kendaraan roda empat dikenakan sebesar Rp20.000 dan roda dua Rp10.000. Biaya ini digunakan untuk mendukung operasional pengelolaan kawasan wisata, termasuk pemeliharaan kebersihan, gaji petugas jaga, dan perawatan fasilitas publik.

Dengan segala upaya ini, Disparekraf berharap Pantai Nambo bisa menjadi destinasi favorit dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat Kota Kendari. Pemerintah Kota Kendari juga mengajak seluruh warga untuk menjaga kebersihan dan keamanan di lokasi wisata agar menjadi ruang publik yang membanggakan. Sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menciptakan ekosistem pariwisata yang sehat, berdaya saing, dan berkelanjutan. *(ADV-NV)