TERAMEDIA.ID, KENDARI – Film Mosonggi karya anak lokal berhasil menghipnotis para penonton pada pemutaran perdananya di Bioskop Hollywood Square, pada Kamis (4/1/2024) malam.
Film ini mengangkat tema cerita tentang salah satu makanan khas lokal Sulawesi Tenggara, yakni Songgi. Meski judul film soal budaya, faktanya film bergenre komedi romantis sukses membius para penonton dengan aksi lucu dari para pemerannya.
Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Sulawesi Tenggara (Sultra) Belli HT yang turut hadir pada pemutaran film Mosonggi ini mengajak masyarakat untuk menonton film karya sutradara Irham Acho Bahtiar.
Menurutnya, jalan cerita film ini relate dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Sultra. Mosonggi sendiri merupakan makanan khas dari salah satu etnis di Sulawesi Tenggara.
Pemerintah sendiri sedang menggalakkan makanan non beras, film ini sejalan dengan itu dan sinonggi dengan berbahan sagu menjadi salah satu solusi dari makanan non beras.
Belli HT menceritakan kesannya usai menonton film Mosonggi. Dia mengatakan bahwa para aktor dari film ini mendalami karakternya masing-masing dan tidak ada yang terkesan di buat-buat.
“Pemuda bernama La Nggai (Ovi) dari Kepulauan menaksir perempuan dari daratan bernama Nurmiati (Nanda Nur Ariska) dan orang tua dari perempuan memberikan persyaratan untuk si laki-laki dengan membuat Songgi terenak,” ceritanya.
Melalui, film ini Kadispar Sultra berharap agar ada kelanjutan dan kesinambungan pada produksi lainnya.
“Saya berharap ada mosonggi ke dua dan seterusnya, tidak berhenti disini karena kualitas filmnya sudah sama dengan film-film karya jakarta,” harapnya.
Olehnya, Ia mengajak masyarakat untuk mendukung dengan cara datang ke bioskop untuk menonton film karya anak lokal ini.
“Ayo kita dukung, khususnya masyarakat kota Kendari, jika ada waktu luang ayo datang untuk menonton film ini,” pungkaanya.
Sementara, Sutradara Film Mosonggi, Irham Acho Bahtiar, menyampaikan rasa syukurnya atas antusiasme masyarakat Kota Kendari. Pasalnya, menurut info yang diterimanya, sehari sebelum pemutaran perdana, tiket telah ludes di beli oleh para penonton.
“Nah ini sebenarnya yang kita harapkan supaya masyarakat di Sulawesi Tenggara mendukung karya-karya anak daerah. Karena dengan begitu maka akan lahir karya baru dari anak daerah,” harapnya.
Rumah produksi yang di pimpinnya ini pertama kali memproduksi film tanpa bergantung dengan PH Jakarta.
“Film ini memberikan pesan, bahwa kebudayaan mengikat kita pada sebuah kesatuan, dan pemeran La Nggai memberikan contoh soal bagaimana kita yang tidak punya apa-apa namun dengan bekerja keras maka akan memberikan sebuah kesuksesan bagi kita,” ujarnya.
“Kedepan tidak menutup kemungkinan kita akan membuat film dengan adat daerah lain yang ada di Sulawesi Tenggara,” tutupnya.
Diketahui, melalui pantauan awak media, Hollywood square kota Kendari di banjiri oleh penonton. Pada pemutarannya sendiri, film ini berhasil membuat penonton tertawa ngakak dari setiap seen filmnya.
Berbagai adegan komedi romantis menghipnotis para penonton, tawa renyah menghiasi bisokop Hollywood square.*(ST)