TERAMEDIA.ID, KENDARI —Sekretaris Umum Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Nasional, Ahmad Zayadi, menegaskan bahwa nilai-nilai Al-Qur’an dan Al-Hadis harus dikontekstualisasikan dengan kebutuhan umat masa kini. Hal itu ia sampaikan saat diwawancarai usai acara Malam Ta’aruf STQH Tingkat Nasional XXVIII yang berlangsung di Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Tenggara, sebagai pembuka rangkaian kegiatan sebelum pembukaan resmi STQH pada esok harinya, Kamis malam (10/10/2025).
Menurutnya, Al-Qur’an dan Al-Hadis memiliki kekuatan kontekstual yang perlu diterjemahkan dalam tindakan nyata umat Islam di tengah tantangan global dan keberagaman bangsa Indonesia “Bagaimana kemudian Al-Qur’an dan Al-Hadis dikontekstualisasikan dengan kebutuhan umat hari ini. Tantangan kita di Indonesia besar, karena kita hidup di negara yang sangat beragam” ujarnya.
Ia menekankan bahwa kerukunan menjadi hal utama yang harus terus dijaga di tengah pluralitas bangsa. Indonesia yang kaya akan suku, etnis, budaya, agama, dan bahasa harus menjadikan nilai-nilai Al-Qur’an sebagai panduan dalam memperkuat toleransi dan persaudaraan “Diversitas Indonesia luar biasa. Maka kerukunan ini harus terus kita bangun. Itu sebabnya, kerukunan menjadi yang pertama” tegasnya.
Selain menyoroti aspek kerukunan, Ahmad juga menekankan pentingnya menjadikan pesan Al-Qur’an sebagai dasar kepedulian terhadap lingkungan hidup. Ia mengutip sabda Rasulullah SAW yang menggambarkan betapa besar perhatian Islam terhadap alam “Pesan Al-Qur’an dan Al-Hadis jelas. Rasulullah bersabda, jika besok akan kiamat, maka tanamlah pohon hari ini. Itu menunjukkan kepedulian Islam terhadap isu lingkungan” jelasnya.
Lebih lanjut, Ahmad menyebut pelaksanaan STQH XXVIII di Sulawesi Tenggara juga memberikan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan bagi masyarakat. Dengan jumlah peserta dan kafilah mencapai lebih dari 3.000 orang, aktivitas ekonomi di sektor perhotelan, transportasi, kuliner, dan UMKM ikut bergeliat.
Ia mengungkapkan, produk lokal Sulawesi Tenggara menjadi incaran kafilah dari berbagai provinsi, baik sebagai oleh-oleh maupun cendera mata khas daerah “Yang dicari para kafilah dari provinsi lain itu justru produk lokal Sulawesi Tenggara. Ini dampak positif luar biasa karena sektor UMKM bisa tumbuh dan ekonomi masyarakat ikut bergerak” katanya.
Ahmad pun berharap semangat STQH tidak hanya berhenti pada kegiatan lomba tilawah semata, tetapi juga menjadi inspirasi untuk menghidupkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kerja-kerja sosial, lingkungan, dan ekonomi masyarakat.(MW)
editor:DN