NewsDaerah

Kasus Stunting di Kolut Turun 4,3% dari Target 14% di Tahun 2024

662
×

Kasus Stunting di Kolut Turun 4,3% dari Target 14% di Tahun 2024

Share this article

TERAMEDIA.ID.KOLAKA.UTARA – Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi dan Sains (Intens) Muhammadiyah Kolaka Utara menggelar seminar hasil studi determinan stunting di Lasusua, Senin (03/07/2024)

Penjabat Bupati Kolaka Utara, Dr. Ir. Sukanto Toding, membuka acara dengan memberikan pemaparan mengenai pentingnya penanganan stunting menuju Indonesia Emas 2045.

“Stunting merupakan persoalan serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan dalam mengambil langkah-langkah strategis untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Kolaka Utara,” ujarnya.

Saat ini, jumlah keseluruhan kasus stunting di Kabupaten Kolaka Utara adalah 24,8%, mengalami penurunan sebesar 4,3% dari 29% di tahun sebelumnya, berdasarkan data SSG Tahun 2022. Angka ini masih jauh dari target penurunan menjadi 14% pada tahun 2024.

Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed method) dengan desain penelitian kasus kontrol untuk penelitian kuantitatif dan etnografi untuk penelitian kualitatif. Data kuantitatif dikumpulkan melalui wawancara terhadap 100 kasus balita usia 6 sampai 9 bulan dan 200 kontrol balita usia 6 sampai 59 bulan. Sedangkan data kualitatif dikumpulkan melalui diskusi kelompok terarah (FGD) dengan informan kunci mengenai pola makan ibu selama hamil, pola makan anak, serta kebiasaan dan budaya setempat.

Beberapa variabel yang diteliti sebagai determinan stunting antara lain: identitas orang tua, identitas anak, akses air bersih, sanitasi, kebersihan, pengetahuan ibu, riwayat antenatal care, kepatuhan terhadap posyandu, kebiasaan makan ibu dan anak, food taboo, dan pola asuh anak.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat lima faktor risiko utama kejadian stunting di Kolaka Utara, yaitu: riwayat Kekurangan Energi Kronis (KEK) selama kehamilan, kepemilikan SPAL, pendidikan ibu, asupan gizi ibu dan balita, serta pendapatan keluarga.

Berdasarkan temuan ini, beberapa kebijakan yang dapat diimplementasikan diantaranya, pengembangan kapasitas posyandu sebagai pusat layanan kesehatan gizi dan ibu hamil dan program kesehatan mobile dengan kunjungan rumah bagi ibu hamil berisiko tinggi.

“Kami berharap dari Seminar ini dapat memberikan wawasan dan strategi yang tepat dalam upaya penanganan stunting di Kabupaten Kolaka Utara menuju masa depan yang lebih sehat dan produktif,” tutup Sukanto. *(AF/M)

 

Editor:NZ