TERAMEDIA.ID, KOTA KENDARI- Persiapan Dinas Pariwisata (Dispar) Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam rangka gerakan nasional bangga buatan Indonesia, bangga berwisata di Indonesia terus dimatangkan.
Diketahui giat ini mengangkat tema Sultra Meambo, dimana akan berlangsung mulai 4 – 11 Agustus, berlokasi di The Park Kendari.
Dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Asrun Lio, sementara untuk penutupan kegiatan dilaksanakan Gubernur Sultra Ali Mazi.
Terdapat tiga rangkaian acara yakni pameran desa wisata dan destinasi wisata unggulan, pameran produk unggulan dan expo produk ekonomi kreatif.
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Provinsi Sultra, Syamsinar Syasa, mengatakan terdapat pameran hasil tenun khas 5 etnis di Sultra bersama produk unggulan lainnya, fokus terhadap tiga produk subsektornya yaitu kriya, kuliner, dan fashion, dimana mewakili 17 Kabupaten Kota se-Sultra.
“Persiapannya sudah cukup lumayan, karena kita bersama Bank Indonesia (BI) dengan empat kementerian lainnya kita sudah sampai di persiapan teknis di lokasi di venue, kurang lebih sebulan persiapan- persiapan, seperti program kegiatan sebelumnya ada rapat bersama BI rapat dengan kementerian, Dispar dan seluruh OPD se- Sultra,” ungkap Syasa saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (3/8/2023).
Sebanyak 64 pelaku UMKM terlibat di dalamnya, yang berasal dari 17 Kabupaten Kota se-Sultra.
“Kita harapkan produk-produk kita mempunyai pasar di lokal. Kita punya produk yang dicintai dulu di tempat kita, baru kita pasarkan keluar,” tuturnya.
“Sehingga produk punya tempat dan pasar di daerah kita sendiri. Selanjutnya bisa naik level nasional internasional,” tambahnya.
Sementara, Kabid pengembangan pemasaran pariwisata Dispar Sultra, Andi Syahrir mengatakan Sultra termasuk dari 9 Provinsi di Indonesia yang mengkampanyekan bangga buatan Indonesia (BBI).
BBI ini juga merupakan rangkaian kegiatan Hari Ulang Tahun (HUT) Sultra ke-59 tahun yang di gelar di Kolaka Timur beberapa waktu lalu.
“Kita berkolaborasi bukan hanya Pemprov tapi juga pemerintah pusat melalui Kementerian, lembaga dan BI,” jelasnya.
Bukan hanya itu, kegiatan ini juga sebagai langkah pengenalan desa wisata yang ada di Sultra sekaligus pemasaran produk wisata.
Dimana nantinya wisatawan atau masyarakat yang ingin melakukan wisata ke desa wisata bisa mendapatkan paket fasilitas.
“Jadi harus konkrit kalau misalnya saya mau ke Labengki saya mau menginap dimana, pakai transportasi, biaya makanan dan berapa yang saya bayar sudah jelas,” katanya.
“Kita sudah punya paket wisata, pameran-pameran itu yang akan kita dorong, supaya di desa-desa wisata itu dikunjungi oleh masyarakat atau wisatawan,” tambahnya.
Reporter : Novi
